REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bagi Walikota SOlo Joko Widodo (Jokowi), mobil esemka ke depan adalah industri rakyat, bukan manufaktur raksasa.
Saat Rapat Dengar Pendapat Komisi VI dengan Kementrian Perindustrian dan Kementrian BUMN tentang mobil nasional, Rabu (25/1), ia mengungkapkan mobil esemka yang ada saat ini berbagai komponennya berasal dari berbagai daerah.
“Memang ini bukan manufaktur raksasa tapi kami ingin menjadi industri rakyat,” ujar Jokowi. Jokowi mengatakan, pelek yang dipakai mobil esemka berasal dari Tegal, knalpot dari Purbalingga, komponen-komponen lainnya juga berasal dari daerah lain.
Namanya juga industri rakyat, investasi dan modal yang diperlukan tak banyak. Ia menyebut 50 Miliar Rupiah diperlukan untuk membangun gedung seluas 6000 meterpersegi dan sarana pendukung peralatan lainnya. Untuk modal awal, membutuhkan 40 M. “Tak sampai 100 M kan?” kata dia.
Ia berprinsip untuk mengembangkan industri rakyat mulai dari skala yang kecil dulu agar ketika ada gunjangan tak terlalu sulit untuk bangkit. Untuk investasi, ia memprioritaskan membuka peluang bagi investor lokal, kemudian merambah ke investor nasional. Ia tidak membuka peluang bagi investor asing.
Dengan pasar mobil esemka yang sudah jelas, menurutnya investasi itu bisa diperoleh dengan tidak terlalu sulit. “Pembelinya sudah antri, investor pasti ngiler,” ujar dia. Hingga saat ini, sudah ada pesanan lima ribu unit mobil yang nantinya akan digarap oleh Solo Tecnopart dan Solo Manufaktur Kreasi (Soman).
Agar bisa segera diproduksi, mobil esemka masih menunggu uji emisi yang kemungkinan akan dijadwalkan pekan depan.