REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menyusul kontroversi di sejumlah partai Liga Prima Indonesia (LPI), PSSI memutuskan untuk kembali menggunakan wasit asing. Keputusan ini untuk meminimalisir kemungkinan praktik haram yang dibuat oleh korps baju hitam.
Sebelumnya sejumlah tim di LPI mulai mengeluhkan kepemimpinan wasit. Beberapa yang dikeluhkan yakni laga Persibo Bojonegoro versus Periba Bantul dan partai divisi utama antara Pesekapas dan Pesinga Nganjuk.
Wakil Sekjen Bidang Kompetisi, Saleh Ismail Mukadar mengatakan, PSSI akan berkoordinasi dengan AFC soal penunjukan wasit asing. Selain AFC, LPI juga akan segera melobi Federasi Sepak Bola Jepang dan Australia untuk menjalin kerjasama soal siapa wasit yang akan dikirim ke Indonesia.
"Wasit asing akan digunakan jika ada pertandingan tensi tinggi seperti Arema vs Persebaya, laga berpenonton banyak, dan pertandingan yang disiarkan langsung," ujar Saleh kepada sejumlah wartawan di Jakarta, Kamis (26/1).
Penggunaan wasit asing baru akan dilakukan di putaran kedua LPI. Ini berarti kompetisi yang diakui oleh PSSI Djohar Arifin itu mengulangi apa yang dilakukan LPI ketika masih mendapat cap ilegal.
Wasit asing, lanjut Saleh, berjumlah lima orang dan disebar ke liga utama LPI.Selain dari Jepang dan Australia, wasit asing akan didatangkan dari Eropa. "Baru pada pertengahan musim ini bisa dipakai sekitar 4 sampai5 wasit. Kami harap ini akan meningkatkan kualitas pertandingan di kompetisi."