REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH - Warga Myanmar yang terdampar di perairan laut dan diselamatkan nelayan daerah itu pada Rabu (1/3) mendapat bantuan dari pemerintah Kabupaten Aceh. Bantan berupa logistik dan pakaian itu diberikan Jumat (3/2).
"Bantuan kemanusiaan berupa kebutuhan pangan dan sandang kepada warga Myanmar yang kini dalam penangganan pihak Imigrasi itu telah kami salurkan," kata Kabag humas Sekretariat Kabupaten Aceh Utara Azhari Hasan saat dihubungi dari Banda Aceh, Jumat.
Sebanyak 57 warga Myanmar yang terdampar di perairan laut dan digiring nelayan tradisional Aceh Utara itu kini dalam proses pendataan dari pihak Imigrasi Lhokseumawe, sekitar 272 kilometer timur Kota Banda Aceh.
"Warga Myanmar yang terdampar itu kini dalam pengawasan Imigrasi dan ditempatkan atau dikarantinakan di sebuah gedung milik Imigrasi di kawasan Puntet, Aceh Utara," kata Azhari.
Dari sebanyak 57 warga Myanmar itu lima diantaranya adalah anak-anak usia di bawah 15 tahun.
"Pemerintah berpartisipasi memperhatikan warga asing terdampar itu dalam konteks kemanusiaan. Ketika awal mereka ditemukan dan dibantu masyarakat, instansi terkait telah memeriksa kesehatan mereka," kata dia menjelaskan.
Saat ini, 57 warga Myanmar yang berjenis kelamin laki-laki itu dalam kondisi sehat dan semuanya adalah muslim. Kronologis ditemukan warga asing itu berawal ketika sejumlah nelayan menyaksikan satu unit kapal kayu yang disesaki manusia sekitar dua mil laut dari pesisir pantai Gampong Blukat Teubai, Krueng Geukeuh Aceh Utara.
Mereka terombang-ambing di perairan laut Selat Malaka sekitar 15 hari. Tujuan utama mereka adalah Thailand, namun tidak mengetahui kalau terdampar di Aceh, Indonesia.