REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT – Sebuah surat kabar milik pemerintah Suriah menyambut veto yang dilancarkan Rusia dan Cina. Veto dari dewan Keamanan PBB tersebut dimaksudkan agar pemberontakan yang terjadi di negara itu bisa segera dihentikan.
Laporan di harian Tishreen tersebut, pada Ahad (5/2), mengatakan pemerintah Suriah akan melanjutkan upaya mereka untuk membawa kembali stabilitas ke negara itu.
Veto ganda dilakukan AS dan anggota Dewan Eropa karena takut rezim Presiden Bashar Al-Assad akan semakin kuat. Tishreen juga menggambarkan veto tersebut sebagai angin segar bagi Damaskus untuk segera mengumumkan reformasi politik, termasuk menyusun konstitusi baru dan pemilihan anggota parlemen baru.
Menurut PBB, pemberontakan di Suriah yang berlangsung selama kurang lebih 11 bulan telah menewaskan lebih dari 5.400 orang.