REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN - Amerika Serikat (AS) dan sekutunya akan terus melanjutkan rencana mereka. Mereka akan tetap mengintervensi militer di Suriah, walaupun tanpa persetujuan Dewan Keamanan (DK) PBB.
"Washington dan NATO mitra kunci intervensi, akan terus melanjutkan rencana, dengan atau tanpa persetujuan DK PBB," tulis Stephen Lendman, dalam sebuah artikel berjudul 'Menuju Perang Suriah' di Global Research, Selasa (7/2).
Sabtu (4/2) lalu, Rusia dan Cina memveto rancangan resolusi PBB, yang menyerukan agar presiden Suriah, Bashar al-Assad mengundurkan diri. "Rencana sudah berjalan lama, dengan atau tanpa dukungan PBB, mereka datang," tegas penulis Lendman.
Analis politik juga mencatat bahwa, kekuatan Barat berusaha untuk mereplikasi model kekerasan Libya maret lalu, di Suriah.
Lendman menambahkan, Ia percaya intervensi militer terakhir ini adalah bagian dari proyek, 'Timur Tengah Baru' Washington, yang bertujuan untuk mengontrol Afrika Utara, Timur Tengah dan Asia Tengah ke Rusia dan perbatasan Cina.
"Selama lebih dari satu dekade, selain perubahan rezim Irak, mereka berencana menargetkan, Afghanistan, Libanon, Iran, Somalia, Libya, Suriah dan negara lain diluar daerah,"katanya.
Penulis juga menggambarkan bahwa, AS adalah negara nomor satu di seluruh dunia, sebagai penyebab tragedi manusia. n c39/aghia khumaesi
Sumber :