REPUBLIKA.CO.ID, LAHORE — Korban tewas akibat runtuhnya sebuah pabrik lantai tiga di Kota Lahore, Pakistan bertambah menjadi 21 orang. Korban tewas terdiri dari 16 perempuan dan empat anak dan satu laki-laki. Bangunan tiga lantai itu merupakan pabrik untuk memproduksi obat hewan dan terjadi ledakan gas di bangunan tersebut.
"Kami menemukan dua mayat lagi semalam. Mereka termasuk seorang pria berusia 50 tahun dan wanita berusia 38 tahun," juru bicara tim penyelamat kata Jaber Hussain.
Sebelumnya, tim penyelamat berhasil mengeluarkan 17 orang hidup-hidup yang terdiri dari tujuh anak laki-laki, enam perempuan dan empat anak. Seorang anak usia 13 tahun dalam kondisi kritis setelah sekitar 40 jam terjebak di reruntuhan.
"Kita diberitahu masih ada orang terjebak di dalam. Mereka masih hidup dan orang-orang mendengar teriakan mereka. Kami tidak tahu jumlah pasti," kata Hussain, Rabu (8/2).
Tim penyelamat memprioritaskan operasi penyelamatan. "Itu pekerjaan besar kami, pihak berwenang juga telah mengerahkan peralatan tambahan dan mesin berat untuk membersihkan puing-puing. Operasi berlanjut hingga malam ," katanya.
Seorang petugas pabrik mengatakan kepada tim penyelamat ada 62 orang di dalam pabrik ketika ledakan terjadi. Insiden ini menimbulkan pertanyaan baru tentang rapuhnya keselamatan industri di Pakistan. Kritikus mengatakan bangunan dan peraturan perindustrian sering tidak ditegakkan. Pemerintahan Pakistan sering digambarkan terlalu korup dan tidak kompeten mengatasi berbagai masalah negaranya.