Rabu 08 Feb 2012 15:16 WIB

Tifatul : Pers Harus Objektif

Tifatul Sembiring
Tifatul Sembiring

REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI - Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring mengatakan pentingnya pers menjadi penyedia informasi yang objektif, berimbang, netral dan lebih mengutamakan kepentingan nasional daripada kepentingan kelompok tertentu.

"Mengapa ini penting untuk diaktualisasikan, karena untuk menyelenggarakan negara, perlu ada sistem pemerintahan yang kuat tetapi bukan berarti otoriter dalam menjalankan pemerintahan," katanya saat menghadiri seminar dan Konvesi Nasional Media Massa, pada Hari Pers Nasinal (HPN) 2012 di Jambi, Rabu (8/2).

Menurut Tifatul, pers di era keterbukaan harus mampu memediasi publiknya di tengah perubahan dan perkembangan dewasa ini. Pers tidak boleh sekedar mewacanakan persoalan sehingga menjadi polemik yang tak berkesudahan dan menciptakan keresahan di tengah-tengah masyarakat.

"Pers kita kedepan masih banyak pekerjaan yang menanti dan harus dilakukan, olehnya itu pers sekarang dengan pers sebelum masa reformasi akan lebih bebas dan tidak heran bangsa lain seperti Amerika Serikat akan mau belajar di Indonesia," kata menteri.

Sementara itu Ketua Dewan Pers Nasional Bagir Manan mengatakan selama 66 tahun Indonesia merdeka selama kurang lebih 40 tahun pers berada dalam sistem tekanan otoriter, dimana kemerdekaan pers belum terwujud dan berada dalam ancaman.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement