REPUBLIKA.CO.ID, GAZA---Serangan udara Israel di Jalur Gaza menewaskan seorang warga sipil Palestina. Korban tewas adalah seorang pria berusia sekitar 50-an tahun yang bekerja sebagai seorang penjaga di sebuah tempat peternakan di sebelah timur Kota Gaza.
Gerobaknya diserang oleh rudal dan putranya cedera. Militer Israel mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengatakan, pesawatnya menyerang empat sasaran, termasuk "sebuah terowongan teror dan fasilitas pembuatan senjata" di wilayah utara di sekitar Kota Gaza.
Serangan udara itu dilakukan untuk membalas penembakan roket jarak dekat yang diluncurkan dari Gaza pada Sabtu dan melukai seorang wanita Israel, kata pernyataan itu. Belum ada kelompok bersenjata Palestina yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu.
Seorang wanita juru bicara militer Israel mengatakan, ia belum memiliki keterangan mengenai korban dalam serangan udara Ahad. Pada Desember 2011, delapan orang tewas dalam serangkaian serangan udara Israel, enam diantaranya gerilyawan.
Kekerasan berlangsung di dan sekitar Gaza pada November namun tidak memburuk ke tingkatan seperti yang terjadi pada 29-30 Oktober yang menewaskan 12 gerilyawan Palestina dan seorang warga Israel.
Kelompok-kelompok pejuang Palestina menyatakan, mereka melaksanakan gencatan senjata yang ditengahi Mesir namun akan membalas jika diserang Israel.
Daerah sekitar perbatasan Gaza relatif tenang selama beberapa pekan setelah gelombang kekerasan pasca serangan gerilya 18 Agustus di Israel selatan yang menewaskan delapan orang Israel.
Para pejabat Israel mengatakan, pelaku serangan itu berasal dari Jalur Gaza dan menyeberang ke wilayahnya dekat kota pesisir Laut Merah Eilat melalui Semenanjung Sinai Mesir.
Lima personel keamanan Mesir dan tujuh orang bersenjata juga tewas dalam kekerasan pada hari itu. Suasana memanas antara Hamas dan Israel sejak serangan lintas-batas itu. Sejumlah orang Palestina tewas dalam gempuran-gempuran udara Israel ke Gaza setelah itu.
Bulan Juli terjadi kenaikan dalam serangan roket dan proyektil lain yang ditembakkan dari Gaza ke Israel, mengakhiri bulan-bulan tenang setelah meletusnya kekerasan pada April ketika sebuah rudal anti-tank menghantam bus sekolah Israel, yang menewaskan seorang remaja.
Israel membalas serangan itu dengan gempuran udara yang menewaskan sedikitnya 19 orang Palestina dalam kekerasan mematikan sejak ofensif 22 hari di Gaza pada Desember 2008 hingga Januari 2009.