REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN - Jagat dunia maya lumayan dibuat gempar gara-gara Sean Stone (27 tahun), Selasa (14/2). Pasalnya, putra sutradara peraih Oscar, Oliver Stone, ini mengucapkan dua kalimat syahadat saat ia berada di Isfahan, Iran.
Uniknya, bagi Sean, menjadi Muslim bukan berarti ia mengabaikan kepercayaan kedua orang tuanya, Yahudi (ayah) dan Kristen (ibu). "Menjadi Muslim bukan berarti saya mengabaikan nilai Kristiani atau Yahudi. Namun ini berarti, saya mengakui kenabian Muhammad dan nabi-nabi lainnya,' kata Sean kepada kantor berita AFP, Selasa.
Berita yang dilansir AFP ini kemudian dimuat sederet media lain seperti Huffington Post, the Daily Mail, the Telegraph, the Wrap, dan Reuters. Sementara kantor berita Iran, Fars, menyebutkan, Sean memilih 'Ali' sebagai nama barunya.
Menurut blog 'Passport', keberadaan Sean sendiri di Iran bukan pertama kalinya. September silam ia tinggal di negeri tersebut selama sepekan untuk membuat film dokumenter 'Rumi'.
Sebelum ia kembali ke Iran, Sean sempat berkomentar soal Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad, saat diwawancara the Wrap. "Beliau (Ahmadinejad) datang ke Amerika dengan mengulurkan persahabatan. Namun saya lihat, begitu banyak 'kesalahan penerjemahan' dalam arti yang sebenarnya. Saat Ahmadinejad mengatakan suatu hal, kemudian akan dijermahkan secara keliru," katanya kepada Sharon Waxman, dari the Wrap."
"Semuanya itu omong kosong, kesalahan terjemah. Ini bentuk prilaku agresif dari kedua pihak, tapi terutama dari pihak Amerika," lanjutnya.
Sean kerap mendapat beberapa peran kecil dalam film sang ayah. Jika Sean meniti karir di film dokumenter, maka Oliver Stone sudah malang melintang di Hollywood. Ia meraih tiga Academy Awards. Penghargaan Oscar yang diperolehnya untuk film Midnight Express (1978). Sedangkan dua penghargaan lain didapatnya untuk kategori sutradara terbaik, dalam film Platoon (1986) dan Born on the Fourth of July (1989).