REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sejumlah pesawat intelijen dan militer tidak berawak milik Amerika Serikat akan beroperasi di wilayah udara Suriah, guna memantau serangan militer Suriah terhadap kelompok oposisi, kata stasiun televisi NBC News, Sabtu.

Mengutip para pejabat pertahanan Amerika Serikat yang tidak disebut namanya, stasiun televisi itu mengatakan pesawat pengintai tersebut tidak dipersiapkan untuk intervensi militer AS.

Akan tetapi, pemerintah Presiden Barack Obama berharap akan menggunakan bukti visual dari pesawat dan mencegat komunikasi pemerintah dan militer Suriah dalam usaha membuat kasus itu mendapat tanggapan luas internasional, kata laporan itu.

NBC News memberitakan bahwa ada beberapa pembahasan di antara para pejabat Gedung Putih, Departemen Luar Negeri dan Pentagon tentang kemungkinan misi-misi kemanusia di Suriah.

Tetapi para pejabat AS khawatir misi-misi itu tidak dapat dilakukan tanpa membahayakan penduduk yang terlibat dan hampir dipastikan melibatkan AS dalam satu peran militer di Suriah, kata laporan itu.

Setidaknya 30 orang dilaporkan tewas Jumat ketika protes-protes meluas ke beberapa lokasi ibu kota Suriah untuk pertama kali, dan pasukan keamanan terus menggempur kota pusat unjuk rasa Homs.

Ikuti Whatsapp Channel Republika