REPUBLIKA.CO.ID, MISRATA— Warga Libya di kota Misrata memberikan suara dalam pemilu bebas pertama mereka, Senin (20/2). Pemilu digelar untuk mempersiapkan diri dalam pemilihan nasional pada Juni mendatang setelah Muammar Qadhafi terguling.
Setelah delapan bulan konflik, para pemilih menunggu di luar TPS yang didirikan di sekolah. Banyak bangunan dihiasi lubang peluru bekas pertempuran. “Untuk pertama kalinya kita merasa menjadi manusia. Kita dapat memilih apa yang diinginkan. Ini sukacita semua orang Libya dan Insya Allah menjadi lebih baik,” kata guru Basma Fortey seraya menunjukkan jari telunjuk yang telah dicelupkan ke dalam tinta untuk pemungutan suara.
Keamanan mulai diperketat. Terlihat tentara bersenjata dan kadang-kadang melakukan kontrol dari pesawat. Spanduk juga bertuliskan agar warga datang untuk memilih. Warga mengatakan, kota kecil Zwara pada tahun lalu mengadakan pemilihan lokal, tetapi pemilihan di Misrata adalah yang pertama dilakukan.
Mantan pejuang oposisi yang sebagian besar berseragam militer berbaris di luar TPS. “Saya merasa sudah berjuang dan teman-teman saya meninggal, Alhamdulillah darah para martir tidak tumpah dengan sia-sia,”kata Mohammed Ali, salah satu mantan pejuang yang pincang akibat luka tembak di punggungnya.