REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS - Presiden Venezuela, Hugo Chavez, kembali terbang ke kuba untuk alasan kesehatan. Menurut situs berita The Associated Press, tumor ganas di tubuhnya mendesak untuk segera diangkat.
Menggenggam tangan putri bungsunya, Chavez terlihat berkaca-kaca ia berdiri tegak memberi pidato di depan pendukungnya di istana Miraflores. "Saya mengatakan ini dari usus saya: Dengan atau tanpa kanker ... datang hujan, guntur, atau petir ... tidak ada yang bisa menghindari kemenangan besar patriotik 7 Oktober," katanya, merujuk tanggal pemilihan presiden Venezuela.
"Hidup Chavez!" dia menangis.
Presiden sosialis yang tengah menyiapkan diri untuk pemilihan ke empat kalinya mereferensikan beban Simon Bolivar dan Yesus Kristus untuk menggambarkan pertempurannya dengan kanker. "Biarkan masalah datang dan menambahkan seperti salib Kristus untuk pembebasan definitif negara. Dengan salib Kristus, orang terkadang harus menahan rasa sakit sebagai pendorong untuk mencintai. Ini adalah bahan bakar untuk cinta," katanya.
Mobil SUV hitam Chavez meninggalkan istana dan berguling perlahan melalui ibukota, dengan pengawal berbaju merah mengawal iring-iringan itu. Ia melambaikan tangan kepada rakyatnya yang memadati jalan dan melambaikan bendera Venezuela. Di bandara ia berjabat tangan dengan para pejabat dan berbicara sebentar sebelum lepas landas menuju Kuba di pesawat kepresidenan.
Chavez, 57 tahun, sebelumnya juga menjalani operasi pengangkatan tumor di daerah pinggulnya musim panas lalu. Kali ini, pertumbuhan tumornya lebih kecil, berdiameter sekitar 2 cm.
Kuba dan Venezuela adalah sekutu setia, dan Chavez menikmati hubungan hangat dengan mantan pemimpin Fidel Castro dan adiknya, Presiden Raul Castro. Hingga kini, tak diketahui apa jenis tumornya dan di rumah sakit mana ia akan dirawat.