Senin 27 Feb 2012 16:05 WIB

PBNU Dukung KPK Audit Dana Haji

Rep: Ahmad Reza Safitri/ Red: Heri Ruslan
Said Aqil Sirajd
Said Aqil Sirajd

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA –- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengaku memberi dukungan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk melakukan audit investigasi terhadap Biaya Penyelenggaran Ibadah Haji (BPIH). Menurut Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siradj, hal itu menjadi tepat untuk dilakukan, asalkan memang benar terdapat indikasi penyelewangan dana haji.

Selain itu, kata dia, juga untuk memberikan keamanan bagi para jamaah haji. “Kalau memang ada indikasi korupsi, itu menjadi tepat dilakukan KPK,” ungkapnya, di sela-sela acara peresmian Gedung II PBNU, di Matraman, Jakarta Pusat, Senin (27/2).

Menurut Kiai Aqil, apa yang dilakukan KPK sejatinya dapat menjadi rambu dari indikasi penyelewangan. Selain itu, kata dia, juga memberikan masukan tambahan bagi departemen agama dalam mengatur lalu lintas beribadah haji. Karena itu, menurut dia lama masa tunggu jamaah calon haji untuk menunaikan ibadah tersebut dapat menjadi berkurang.

Kendati demikian, jelas dia, jika departemen agama bisa memberikan jaminan tidak adanya penyewalengan juga keamanan bagi para jamaah, masyarakat bisa lantas percaya, pun termasuk KPK. Selain itu, PBNU juga mengaku setuju jika dana yang ada dapat dikelola secara syariah.

Akan tetapi, kata Kiai Aqil, hal tersebut menjadi kegiatan teknis dan menjadi kapasitas departemen agama. “Kalau departemen agama sepakat untuk dikelola secaya syariah, kita (PBNU) setuju,” ujarnya.

Yang terpenting, tegasnya, bagaiamana semua pihak terkait dapat memberikan rasa aman kepada para calon jamaah haji untuk menabungkan uang mereka. Selain itu, lanjutnya, juga bagaimana untuk mengatur agar masa tunggu tidak terlalu lama. “Kasihan para orang tua yang ingin naik haji tapi harus menunggu sampai puluhan tahun,” ungkap Kiai Aqil.

Seperti diketahui, Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas pernah mengusulkan untuk dilakukan moratorium ibadah haji. Hal tersebut, didasari pihaknya karena adanya indikasi penggelembungan BPIH yang sebanyak Rp 38 triliun. “KPK berbasis pada menggelembungnya dana BPIH sejumlah Rp 38 triliun dengan bunga Rp 1,7 triliun,” kata Busyro beberapa waktu lalu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement