Selasa 28 Feb 2012 12:18 WIB

Demi Menyebarkan Pesan Keluar, Aktivis Suriah Pertaruhkan Nyawa (2-habis)

Sejumlah aktivis oposisi Suriah dalam persembunyian dengan amunisi laptop dan gadget untuk menyebar informasi ke penjuru dunia
Foto: CNN
Sejumlah aktivis oposisi Suriah dalam persembunyian dengan amunisi laptop dan gadget untuk menyebar informasi ke penjuru dunia

REPUBLIKA.CO.ID, BABA AMR - Sekilas, ruang media darurat itu terlihat mirip kamar asrama universitas Timur Tengah yang gelap. Namun di mata media asing, mereka yang duduk di sana adalah pahlawan media.

"Kami berperang melawan saluran media pemerintah milik rezim," ujar pemimpin grup, Alaa Edien Hamdoun. "Meski kami bekerja tanpa bayaran dengan sedikit orang, kami menang melawan mereka, karena kami ialah pelayan revolusi yang menginginkan kebebasan."

Dalam sebuah rumah yang kusam di Baba Amr, berlangsung pula operasi serupa. Bangunan itu dulu adalah rumah sebuah keluarga biasa. Kini hanya sedikit serpihan kehidupan yang tertinggal, salah satunya sebuah mainan anak.

Tempat itu berubah menjadi pusat kegiatan media oposisi yang disibukkan dengan aktivitas. Beberapa aktivis tak ingin namanya diungkap. Mereka semua masuk dalam daftar pencarian orang, sebagian dari mereka berusia duapuluhan.

Banyak dari video tentang Homs yang anda saksikan di YouTube diunggah dari tempat itu. Dalam situasi sangat genting penuh bahaya besar mereka merisikokan nyawa, pergi keluar merekam situasi. Beberapa aktivis memposting gambar ke Facebook dan ke situs media sosial lain.

Salah satu pencapaian terbesar dari tim media ini yakni melakukan live-streaming sehingga mereka dapat menunjukkan kepada dunia luar apa yang terjadi saat itu juga di Suriah. Aktivis meyakini kegiatan itu telah membuat pemerintah Suriah marah besar.

Mereka mengatakan satu kamera yang dipasang di luar telah ditembak oleh peluru penembak jitu. Meski pemerintah berhasil menjatuhkan satu piranti, mereka masih memiliki sejumlah kamera yang siap mengantarkan gambar-gambar dan pesan keluar.

Mereka menyebarkan kata-kata semangat dan dorongan yang membuat oposisi terus memiliki motivasi. Namun di malam hari pesan-pesan itu digantikan dengan nama-nama kematian.

Setelah beberapa detail kegiatan media oposisi ini dilaporkan keluar, salah satu kamerawan dan juga aktivis Suriah, Rami Ahman Alsayeed, dibunuh pada Selasa pekan lalu.

Beberapa jam sebelumnya ia memasang kamera di atas untuk menunjukkan situasi pembombardiran ke arah Baba Amr. Sebuah tugas teramat berbahaya dan satu orang dari mereka melakukan itu setiap hari.

Sesaat sebelum ia terbunuh ia menulis pesan kepada temannya. "Saya berharap ini menjadi pesan terakhir saya dan saya tidak memaafkan anda yang berbicara saja namun tidak berbuat sesuatu."

Kematiannya, dan kematian baik aktivis Suriah serta jurnalis barat yang mencoba membagi apa yang mereka saksikan, menggarisbawahi ada situasi sangat berbahaya bagi yang ingin melaporkan kondisi Suriah keluar.

Bagi banyak orang yang berhadapan langsung dengan serangan militer, memiliki harapan dengan hitungan hari untuk tetap selamat. Perasaan itu pula diakui oleh fotografer CNN, Joe Duran, menghantuinya setiap hari, hingga akhirnya ia bersama tim selamat keluar dari Suriah.

"Bukan hanya menakutkan tetapi juga emosional," ujarnya. "Kami meninggalkan mereka. Saya benci memikirikan apa yang mungkin menimpa mereka. Kami berhasil keluar dan kami hanya bisa berharap mereka tetap selamat."

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement