REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Sejumlah kejadian kecelaan melanda dunia transportasi negara ini. Puluhan penumpang menjadi korban jiwa akibatnya. Angka kecelakaan ini harus ditekan. Hal ini, menurut Wakil Gubernur Jawa Timur, Syaifullah Yusuf, dapat dilakukan dengan melakukan pengawasan terhadap para sopir angkutan bus.
Karena itu, pihaknya meminta kepada Perusahaan Otobus (PO) untuk melakukan psikotes kepada para sopir dan kondektur. "Mereka (sopir dan kondektur) punya tanggung jawab besar terhadap keselamatan penumpang. Untuk itu perlu dilakukan langkah-langkah penyeleksian oleh PO, salah satunya dengan mengadakan Psikotes," ujar Gus Ipul, sapaan akrab Wagub Jatim, Selasa (28/2).
Hampir 90 persen kecelakaan diakibatkan tingkah laku para sopir yang mengemudi dengan ugal-ugalan. Gus Ipul menambahkan, ada beberapa faktor yang menyebabkan sopir berbuat demikian. Misalnya jam kerja berlebihan, permasalahan keluarga, dan tingginya setoran. "Psikotes dapat mengetahui karakter seseorang dalam menghadapi permasalahan," ungkapnya.
Selain itu, Gus Ipul mengaku bahwa pihaknya akan mengkaji ulang sistem komisi bagi para sopir agar tidak ada lagi sopir yang mengaku harus melajukan kendaraan dengan cepat untuk mengejar setoran. Bahkan nantinya, para sopir juga akan diberikan asuransi kesehatan dan juga seragam khusus.