REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Langkah pemerintah yang ikut turun tangan terkait kisruh di tubuh PSSI akan kembali terulang. Penegasan tersebut disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam keterangan persnya di Istana Negara, Jakarta, Senin (5/3).
Dikatakan presiden, dirinya sering mendapatkan pesan singkat agar pemerintah turun tangan dalam upaya 'mendamaikan' kisruh di internal PSSI. Presiden menyadari jika melakukan intervensi biasanya langsung dibekukan FIFA, tetapi Presiden SBY merasa perlu ikut masuk dalam urusan persepakbolaan Indonesia.
Presiden SBY mengakui sudah dua kali ikut masuk dalam urusan sepak bola. Pertama saat kongres nasional sepak bola di Malang, Jawa Timur tahun lalu. Kala itu, ada suara-suara untuk menurunkan Ketua PSSI, Nurdin Halid. Presiden SBY pun mengingatkan agar kepengurusan tidak melakukan tindakan yang bertentangan dengan norma organisasi.
Kedua, Presiden SBY turut campur saat pertandingan Piala AFF. Kala itu, saat rakyat sedang bersemangat memberikan dukungan terhadap sepak bola, harga tiket justru dinaikan. "Saya katakan, jangan begitu dong (menaikan harga tiket)," katanya.
Presiden SBY pun kembali merasa harus turun tangan ketika kisruh PSSI sekarang ini tak kunjung usai. Ketika terjadi lagi deadlock dan perselisihan antara pengurus PSSI hingga tercium FIFA.
"Saya, dengan niat baik, mengundang Ketua KONI, KOI, dan Menpora; tolonglah pendekatan yang baik ke FIFA. Jangan sampai dilarang atau dibekukan karena yang marah dan sedih adalah rakyat kita," katanya menegaskan.