Kamis 08 Mar 2012 08:25 WIB

Pekan Budaya Islam Iran Digelar

Rep: Prima Restri Ludfiani/ Red: Hazliansyah
Iran-Indonesia/ilustrasi
Foto: irna.ir
Iran-Indonesia/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudyaan Republik Indonesia M Nuh dan Menteri Kebudayaan dan Bimbingan Islam Republik Islam Iran Seyyed Muhammad Husaini, Rabu (7/3)  kemarin menghadiri pembukaan Pekan Budaya Islam Iran di Museum Nasional Jakarta. Pekan budaya yang diadakan keempat kalinya ini mengambil tema 'Menjembatani antara Timur dan Barat Dunia Islam'.

Pekan Budaya Islam Iran ini berlangsung hingga 13 Maret 2012 mendatang. Rangkaian kegiatan pekan budaya ini juga menyuguhkan kegiatan pemutaran film-film Iran yang dimulai Kamis (8/3) di Gedung Perfilman Usmar Ismail, Jakarta. Sedangkan beragam kesenian dan berbagai aspek budaya Iran yang dipamerkan berbentuk fotografi, musik, seni lukis dan seni kaligrafi.

Duta Besar Iran, Mahmoud Farazandeh dalam sambutannya mengatakan bahwa Iran dan Indonesia sudah memulai hubungan bilateral sejak 62 tahun lalu. Dan berdasarkan bukti-bukti sejarah masing-masing negara, hubungan kedua negara sudah berlangsung ribuan tahun melalui kegiatan perdagangan.

Ditambahkan Farazandeh bahwa Indonesia dan Iran memiliki banyak kesamaan diantaranya dari segi kebudayaan dan juga kiprahnya di dunia. "Indonesia negara merdeka, pelopor gerakan nonblok yang tidak memihak ke barat maupun ke timur, sama seperti Iran. Melalui pekan budaya dan  sejenis diyakini dapat memperluas hubungan kedua negara." katanya.

M Nuh dalam sambutannya menyampaikan bahwa Iran adalah sahabat lama Indonesia. Diakui bahwa Iran memiliki kebudayaan yang luar biasa. "Dengan kesamaan ini kita sepakat untuk menghubungkan timur dan barat,'' tutur dia.

M Nuh juga mengatakan prinsip dasar diplomasi budaya adalah mencari kesamaan bukan mencari perbedaan.''Jika di dalam politik mencari perbedaan sedangkan budaya mencari persamaan. Semua perbedaan yang ada menjadi kekayaan," kata dia.

Dengan jembatan budaya, jelas M Nuh akan memperkokoh hubungan kedua negara. Dimana perbedaan menjadi kekayaan untuk membangun dunia yang damai dan menghargai satu sama lain.

Prinsip saling menghormati dan saling menghargai baik di dalam masyarakat maupun lintas dunia harus dilakukan untuk mencapai kebersamaan. Karena dalam prinsip kebudayaan tidak dikenal istilah seragam, melainkan kekayaan budaya atau cultural diversity. "Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan dengan budaya," kata Nuh. 

Sementara Seyyed menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada pemerintah Indonesia yang menjadi tuan rumah penyelenggaraan Pekan Budaya Islam Iran. "Meski secara geografis kedua negara berjauhan, namun hatinya dekat," tutur dia. Seyyed percaya penyelenggartaan acara seperti ini akan membantu memperkenalkan kebudayaan dan peradaban Iran ke masyarakat Indonesia.

Seyyed juga mengatakan penandatanganan nota kesepahaman diharapkan bisa menjadi inspirasi pada kerjasama yang lain. Seyyed menyampaikan di masa datang negaranya sangat ingin menyaksikan para seniman, dan artis Indonesia untuk tampil dan berkenalan langsung dengan masyarakat Iran. Semoga himpunan persahabatan dapat memainkan perannya dalam memperluas hubungan kedua negara.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement