Kamis 08 Mar 2012 12:08 WIB

Pendiri Mazhab: Imam Hanbali, Pemegang Teguh Hadits Nabi (2)

Rep: Nidia Zuraya/ Red: Chairul Akhmad
Imam Hanbali (ilustrasi).
Foto: Blogspot.com
Imam Hanbali (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Disamping Musnad Ahmad Ibn Hanbal, Imam Hanbali juga menyusun kitab Tafsir Alquran dan kitab An-Nasikh wa al-Mansukh (kitab mengenai ayat-ayat yang menghapuskan dan dihapuskan hukumnya).

Ia juga menyusun kitab Al-Manasik ash-Shagir dan Al-Kabir, kitab Az-Zuhud, kitab Ar-Radd ‘ala al-Jahmiyah wa az-Zindiqah (Bantahan kepada Jahmiyah dan Zindiqah), Kitab As-Shalah, Kitab As-Sunnah, Kitab Al-Wara ‘ wa al-Iman, Kitab Al-‘Ilal wa ar-Rijal, Kitab Al-Asyribah, satu juz tentang Ushul As-Sittah, Fadha’il ash-Shahabah.

Tak hanya pandai, Imam Hanbali dikenal tekun beribadah dan dermawan. Imam Ibrahim bin Hani, salah seorang ulama terkenal yang jadi sahabatnya menjadi saksi akan kezuhudan Imam Hanbali. ''Hampir setiap hari ia berpuasa dan tidurnya pun sedikit sekali di waktu malam. Ia lebih banyak shalat malam dan witir hingga Subuh tiba,'' katanya.

Mengenai kedermawanannya, Imam Yahya bin Hilal, salah seorang ulama ahli fikih, berkata, ''Aku pernah datang kepada Imam Hanbali, lalu aku diberinya uang sebanyak empat dirham sambil berkata, 'Ini adalah rezeki yang kuperoleh hari ini dan semuanya kuberikan kepadamu.''

Pujian dan penghormatan

Imam Syafi‘i pernah mengusulkan kepada Khalifah Harun Ar-Rasyid, pada hari-hari akhir hidup khalifah tersebut, agar mengangkat Imam Hanbali menjadi qadhi (hakim) di Yaman, tetapi Imam Hanbali menolaknya.

''Saya datang kepada Anda untuk mengambil ilmu dari Anda, tetapi Anda malah menyuruh saya menjadi qadhi untuk mereka,'' kata Hanbali.

Setelah itu, pada tahun 195 H, Imam Syafi‘i mengusulkan hal yang sama kepada Khalifah Al-Amin, lagi-lagi Imam Hanbali menolaknya.

Suatu hari, Imam Syafi‘i menemui Imam Ahmad dan berkata, ''Engkau lebih tahu tentang hadits dan perawi-perawinya. Jika ada hadits shahih (yang engkau tahu), maka beri tahulah aku. Insya Allah, jika (perawinya) dari Kufah atau Syam, aku akan pergi mendatanginya jika memang shahih.''

Imam Syafi‘i juga berkata, ''Aku keluar (meninggalkan) Baghdad, sementara itu tidak aku tinggalkan di kota tersebut orang yang lebih wara’, lebih faqih, dan lebih bertakwa daripada Ahmad bin Hanbal.''

Abdul Wahhab Al-Warraq berkata, ''Aku tidak pernah melihat orang yang seperti Ahmad bin Hanbal."

Orang-orang bertanya kepadanya, “Dalam hal apakah dari ilmu dan keutamaannya yang engkau pandang dia melebihi yang lain?''

Al-Warraq menjawab, ''Dia seorang yang jika ditanya tentang 60 ribu masalah, dia akan menjawabnya dengan berkata, ‘Telah dikabarkan kepada kami,’ atau, 'Telah disampaikan hadits kepada kami’.''

Sementara Ahmad bin Syaiban berkata, ''Aku tidak pernah melihat Yazid bin Harun memberi penghormatan kepada seseorang yang lebih besar daripada kepada Ahmad bin Hanbal. Dia akan mendudukkan beliau di sisinya jika menyampaikan hadits kepada kami. Dia sangat menghormati beliau, tidak mau berkelakar dengannya.'' Padahal seperti diketahui, Yazid bin Harun adalah salah seorang guru Imam Hanbali.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement