Senin 12 Mar 2012 21:37 WIB

Paramedis Hadapi Bahaya Bantu Korban Luka di Suriah

Rep: Lingga Permesti/ Red: Chairul Akhmad

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT— Petugas medis Suriah menghadapi perjuangan berat untuk membantu korban sipil yang terluka. Para petugas medis mengaku kurang mendapat pasokan bantuan dan adanya ketakutan kalau-kalau pasukan keamanan menggerebek mereka.

"Apa yang paling kita butuhkan sekarang adalah kantong darah kosong, masker oksigen dan suntikan tetanus, dan juga defibrilator jantung," kata seorang sukarelawan medis sembari menghitung paket antibiotik  untuk disalurkan.

Sebenarnya, sistem medis darurat telah dikembangkan sejak protes anti pemerintah Maret 2011 lalu. Klinik-kilinik seringkali didirikan di rumah-rumah pribadi dan berevolusi menjadi sebuah jaringan perawatan bawah tanah. Oposisi dan pemberontak dijauhkan dari rumah sakit dan klinik karena resiko penyiksaan di sana.

Sebelumnya, sebuah video terungkap dari sebuah rumah sakit militer yang menggambarkan pasien telah disiksa oleh staf medis. Rekaman itu menunjukkan pasien yang terluka ditutup matanya dan diborgol ke tempat tidur mereka. Beberapa alat untuk menyiksa pasien termasuk cambuk karet dan kabel listrik di salah satu bangsal rumah sakit.

Tidak hanya korban yang terancam, petugas paramedis pun terancam jiwanya karena menjadi sasaran pasukan rezim. "Caranya adalah dengan memindahkan pasokan bantuan dengan cepat sehingga tidak ada bukti jika pasukan keamanan melakukan razia," kata relawan medis, yang menolak disebutkan namanya karena alasan keamanan.

Menurut relawan bernama Nadja (20), pasukan Suriah sebenarnya menargetkan mereka yang berusaha untuk mengirim bantuan. "Semua orang sedang sekarat, dan saya di sini mencoba untuk mengirim bantuan," kata Nadja sambil mengatakan temannya baru-baru ini ditangkap.

Ia menambahkan, orang-orang yang menyediakan bantuan dianggap pasukan Suriah satu juta kali lebih berbahaya dari para pemberontak. "Dari perspektif rezim, mereka memperpanjang nyawa 'teroris'',” katanya. 

Seperti yang terjadi pada Februari lalu, tujuh sukarelawan Suriah mencoba untuk menyalurkan bantuan medis ke Baba Amro. Namun, ternyata mereka ditemukan tewas serta perlengkapan medis termasuk respirator hilang atau berserakan di sepanjang jalan di dekat tubuh mereka.

sumber : Al-Arabiya
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement