REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA - Gerai butik batik Port Numbay yang diundang dan mengisi acara 'Picturing Papua', sebuah pameran foto yang diprakarsai oleh Lembaga Matahari Papua (LMP) diminati oleh pelajar SD dan SMP yang hadir dalam acara tersebut, Sabtu (17/3).
Pemilik butik batik Papua Jimmy Hendrik Afaaf saat ditemui ANTARA Jayapura disela-sela acara tersebut mengaku banyak pelajar SD, SMP bahkan para pengunjung sangat antusias dan tertarik melihat bagaimana mencanting batik Papua yang dilakukan oleh seorang mama (ibu). "Anak-anak bahkan ada yang tidak sabar ingin mencoba bagaimana mencanting batik Papua," katanya.
Menurut dia, banyak peminat yang ingin tahu bagaimana, melakukan perwarnaan, mencanting batik dan proses lainya dalam hal membuat batik merupakan hal yang bagus. Pihaknya hadir dalam Picturing Papua ingin mengenalkan budaya Papua lewat batik.
Menurut dia, tujuan itu telah menjadi bagian dari tanggung jawab dirinya secara moril untuk menjelaskan dan memberikan kesempatan bagi anak-anak atau pelajar yang ingin tahu dan belajar tentang batik Papua. "Kami (Batik Port Numbay) hadir di sini ingin mengenalkan batik Papua kepada pelajar," katanya.
Untuk itu, pihaknya telah menyediakan media ataupun bahan-bahan bagi pelajar yang ingin mencoba mencanting batik Papua, dan hal itu telah dipersiapkan sebelum acara tersebut.
"Kami menyiapkan sejumlah alat untuk mencating batik, mulai dari canting, kompor kecil, kuas, kain yang telah diberi motif Papua untuk para pelajar yang ingin mencanting," katanya.
Ia berharap, dengan begitu pelajar yang ada diwilayah tersebut bisa mengenal dan tahu berbagai macam karakter, dan jenis motif-motif yang ada di Papua, yang telah disalin dalam kain untuk di canting.
"Harapan saya, para pelajar yang mencoba mencanting batik bisa tahu tentang berbagai macam corak, karakter dan ragam jenis ataupun motif dari berbagai daerah yang ada di Papua," harapnya.
Pameran foto Picturing Papua buah kerjasa sama LMP dengan USAID dan SERASI yang bertujuan menumbuhkembangkan karakter anak lewat karya fotografi, yang mana hasil foto tersebut akan dibuatkan 'booklet' serta akan dibagikan ke seluruh sekolah dasar yang ada di Papua.
Harapannya, 'booklet' tersebut bisa dijadi acuan dan pegangan bagi guru dalam hal mendidik dan mengajarkan kepada anak sekolah.