REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Erwin Triwanto, menyatakan, dua batalion atau sekitar 600 personel Brigade Mobile Kelapa Dua itu akan tiba di Makassar jika situsi aksi unjuk rasa berujung anarkis dan tidak terkontrol.
"Pengiriman Brimob kelapa dua sama kalimantan itu setiap saat bisa dilakukan jika situasi kota Makassar memburuk saat mahasiswa berunjuk rasa," ujarnya saat menggelar jumpa wartawan di Makassar, Ahad.
Ia mengatakan, 600 personel brimob yang saat ini masih siaga di Jakarta bisa datang ke Makassar setiap saat jika Kapolda Sulselbar Irjen Pol Mudji Waluyo membutuhkan bantuannya untuk mengawal aksi unjuk rasa tersebut.
Aksi unjuk rasa tekait penolakan mahasiswa tentang wacana kenaikan bahan bakar minyak (BBM) pada 1 April itu diharapkan berjalan aman dan lacar agar personel brimob ini tidak dikirim ke Makassar.
"Kita berharapnya agar aksi unjuk rasa yang dilakukan para mahasiswa bisa berjalan aman dan lancar supaya pengiriman bantuan tidak perlu dilakukan. Ini hanya langkah antisipasi saja jika sesuatu yang tidak diinginkan terjadi," katanya.
Menurutnya, aksi unjuk rasa besar-besaran para mahasiswa Makassar akan terjadi pada Selasa 27-31 Maret. Aksi ini juga diperkirakan akan terjadi diseluruh titik rawan seperti di bawah jembatan layang (fly over).
Selain itu, aksi juga akan dilakukan hampir disemua kampus, kantor DPRD, Sulsel, Makassar, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan serta beberapa tempat lainnya yang memungkinkan adanya kemacetan lalu lintas.
Aparat personel Polda Sulselbar dan jajarannya di Makassar sudah dikerahkan untuk mengawal dan mengamankan jalannya aksi unjuk rasa, namun jumlahnya tidak cukup karena harus membagi dengan pelayanan lainnya.
"Jika dibilang aparat tidak cukup, belum tentu karena selama ini anggota masih mampu melakukan pengawalan. Pengiriman itu juga hanya sebagai bentuk antisipasi saja yang dilakukan oleh Kapolri," ucapnya.
Sebelumnya, aksi unjuk rasa yang dilakukan sejumlah mahasiswa di Jalan Perintis Kemerdekaan VI Makassar berakhir bentrok dengan aparat kepolisian.
Selain bentrokan itu, para mahasiswa juga melakukan penjarahan sentra pelayanan bahan bakar umum (SPBU), pembakaran mobil niaga PT Coca Cola serta menjarah tabung gas elpiji milik pertamina saat kendaraan pengangkut tabung itu melintas.