REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Beberapa produk pangan baik makanan dan minuman menggunakan serangga sebagai zat pewarna alternatif pengganti zat buatan. Salah satu perusahaan yang menggunakan ekstrak serangga sebagai pewarna tersebut ialah Starbucks.
Salah satu menu di Starbucks, Frappucino Strawberry contohnya, kabarnya menggunakan pewarna dari serangga. Warna merah muda dalam Frappucino tersebut tak dapat diperoleh selain dari serangga.
Dalam sebuah pernyataannya, Starbucks mengatakan penggunaan serangga sebagai zat perwarna alternatif adalah upaya mengurangi penggunaan bahan-bahan buatan.
"Di Starbucks, kami berusaha untuk menghasilkan produk yang memenuhi beragam gaya hidup makanan dan kebutuhan. Kami juga memiliki tujuan untuk meminimalkan bahan buatan dalam produk kami. Sementara produk vegan bukan dasar strawberi, ada baiknya kita menjauh dari pewarna buatan," ujar pernyataan tersebut.
Perusahaan tersebut mengaku menggunakan ekstrak cochineal untuk memasok warna strawberi dalam Frappucino. Ekstrak cochineal berasal dari penggilingan serangga yang ditemukan di Meksiko dan Amerika Selatan.
Cochineal telah digunakan sebagai zat pewarna sejak abad ke-15. Ekstrak serangga tersebut dianggap aman oleh Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat. Secara luas, cochineal juga digunakan sebagai pewarna pada selai, manisan, daging, bumbu, minuman beralkohol, roti, kue, keju cheddar, dan banyak produk makanan lainnya.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pewarna tersebut dapat menyebabkan asma bagi sebagian orang dan dapat menimbulkan alergi.