REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polisi membantah dugaan atas cairan asam yang melukai tubuh beberapa wartawan dan aparat kepolisian berasal dari water cannon milik kepolisian. "Cairan itu tidak berasal dari semburan water canonn aparat kepolisian tetapi ada seseorang atau ada beberapa orang yang menyemprotkan cairan tersebut," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Pol M. Taufik saat jumpa pers di Mabes Polri, Selasa (3/4).
Taufik menjelaskan kini kepolisian masih melakukan upaya penyelidikan dan pengejaran pelaku yang memang memanfaatkan situasi tersebut untuk menimbulkan aksi anarkis sehingga menimbulkan korban tiga orang kepolisian dan empat dari wartawan.
Pihak kepolisian kini masih melakukan penyelidikan untuk apa cairan tersebut digunakan, menurut Taufik, pihaknya masih melakukan pemeriksaan laboratorium forensik tetapi diduga cairan tersebut merupakan asam keras. "Hasil positif pemeriksaan laboratorium forensik kalau sudah ada hasil akan disampaikan kepada media," ujar Taufik yang masih belum bisa menjelaskan cairan yang telah menimbulkan korban tersebut.
Tapi Taufik menegaskan pihaknya sangat menyayangkan jika asam keras tersebut digunakan untuk melakukan kekerasan bagi orang lain, karena kalau sudah melukai orang akan terkena pelanggaran pidana, pasal penganiayaan.