REPUBLIKA.CO.ID, BISHKEK - Pangkalan udara AS di Kirghizstan harus menjadi pusat untuk transportasi barang sipil tanpa komponen militer setelah 2014, kata Presiden Kirghizstan Almazbek Atambayev, Senin (3/4).
Presiden membuat pernyataan saat pertemuan dengan Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Asia Selatan dan Tengah, Robert Blake di Bishkek, menurut kantor pers presiden.
Itu bukan pertama kalinya bahwa presiden baru terpilih tersebut membuat komentar serupa, yang sering menimbulkan kekesalan Amerika Serikat.
Duta Besar AS untuk Kirghizstan, Pamela Spartlen, yang juga menghadiri pertemuan itu, mengatakan bahwa Amerika Serikat bermaksud untuk mengadakan konsultasi dengan Kirghizstan mengenai nasib Pusat Transit itu.
Washington percaya bahwa pangkalan itu "adalah subjek yang sangat penting, baik bagi Amerika maupun bagi Republik Kyrgyzstan," kata Spartlen.
Pangkalan udara AS di Manas, yang berganti nama Transit Center AS di Manas pada 2009, mulai beroperasi di Kirghizstan pada Desember 2001 untuk mendukung operasi militer di Afghanistan. Perjanjian sewa pangkalan udara itu akan berakhir pada 2014.
Dalam pertemuan tersebut, Atambayev juga mencatat bahwa Kirghizstan tertarik dalam hubungan kemitraan jangka panjang, dan ramah dengan Amerika Serikat, sedangkan Blake memuji peran Kirghizstan di Asia Tengah, khususnya dalam pemulihan perdamaian dan rekonstruksi ekonomi di Afghanistan.
Kedua pihak juga membahas ancaman perdagangan, kerja sama ekonomi, dan ancaman perang serta tantangan dunia modern, seperti terorisme dan ekstremisme, kata siaran pers.