REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT — Tentara Suriah mulai ditarik mundur dari beberapa kota yang terbilang aman, Selasa (3/4). Mereka dikembalikan ke pangkalannya, seminggu sebelum batas waktu penerapan rencana genjatan senjata internasional atas Suriah.
Menurut laporan AP, Rabu (4/4), pernyataan itu belum diverifikasi dan sejumlah aktivis di Damaskus membantah bahwa para tentara itu meninggalkan lokasinya. Mereka mengatakan, saat kekuatan tersebut ditarik dari jalanan, maka Suriah akan menyaksikan aksi protes masif yang bakal menggulingkan pemerintahan.
"Tentara ditarik dari luar sejumlah kota dan kembali ke pangkalan mereka, sementara di beberapa wilayah, mereka keluar juga dari daerah pinggiran," kata pejabat pemerintah kepada AP di Damaskus. Dia tak menyebutkan waktu penarikan tentara itu dimulai.
Presiden Suriah, Bashar Al-Assad, beberapa hari yang lalu, menyetujui batas waktu penerapan gencatan senjata pada 10 April 2012. Gencatan senjata itu merupakan salah satu penerapan dari rencana yang diusulkan utusan khusus PBB untuk Suriah, Kofi Annan. Gencatan senjata itu membutuhkan perintah penguasa dan langkah itu bakan diobservasi. Para pemberontak juga akan ikut meredakan aksi kerusuhannya.
Seorang aktivis di Damaskus, Khaled al-Omar, membantah penarikan tentara itu di daerahnya. "Ini tak mungkin. Saya menyaksikannya dari jendela rumah," katanya melalui komunikasi Skype. Dia mengatakan, tentara pemerintah masih ada di kota.