REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Salah seorang deklarator Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) KH Sufyan Miftah, yang juga mertua dari KH Kholil As'ad Syamsul Arifin, meninggal dunia di Mekkah saat melaksanakan ibadah umroh, Kamis (5/3) malam.
Ketua Umum DPP PKNU H Choirul Anam ketika dihubungi ANTARA di Surabaya, Jumat (6/4) mengemukakan bahwa KH Sufyan berada di Mekkah untuk melaksanakan umroh bersama dengan sejumlah jamaahnya.
"Mungkin beliau sudah punya firasat karena sebelum berangkat ke Mekkah sempat bilang ke cucunya Lora Muzakki bahwa beliau ingin dimakamkan di Ma'la, Mekkah," katanya.
KH Sufyan yang masih saudara dari tokoh NU almarhum KH As'ad Syamsul Arifin itu saat ini menjabat Mustasyar DPP PKNU dan dikenal sebagai kiai yang sangat memasyarakat.
Kiai berusia sekitar 93 tahun itu secara rutin sehabis Shalat Subuh hingga pukul 08.00 pagi menerima masyarakat di pesantrennya untuk berbagai keperluan. Masyarakat biasanya mengeluhkan masalah sakitnya atau menyampaikan berbagai persoalan yang dihadapinya.
Selain sebagai pengasuh di Pesantren Mambaul Hikam, Panji Kidul, Situbondo, KH Sufyan juga dikenal sebagai pendiri dari Pesantren Sumber Bunga, Sletreng, Situbondo.
"Beliau sama dengan almarhum Kiai Faqih Langitan, Tuban, yang sangat sederhana, istiqomah dan memiliki prinsip yang sangat teguh serta pendiriannya kuat, karena itu kami sangat kehilangan," kata pria yang dikenal sebagai Cak Anam ini.
Sementara itu, Jamali, koordinator pengajian KH Kholil As'ad di Bali, mengemukakan bahwa KH Sufyan berangkat umroh bersama dengan sekitar 40 jamaah pada Sabtu (24/3) lalu.
"Sebelum berangkat, beliau sempat berpesan kepada jamaah bahwa kalau keberadaannya masih dikehendaki di Indonesia, maka pasti akan kembali ke Tanah Air, tapi kalau sudah tidak dikehendaki, maka tidak akan pulang. Ternyata beliau wafat di sana," ujarnya.
Ia mengaku kehilangan tokoh yang dikenal sebagai ulama yang sangat ramah tersebut. KH Sufyan dikenalnya sebagai kiai yang sangat memasyarakat. "Saya ini dulu orang yang rusak, tapi setelah bertemu dengan KH Kholil dan Kiai Sufyan, alhamdulillah bisa sadar," katanya.
Dalam beberapa bulan terakhir, bangsa Indonesia kehilangan ulama besar asal Jatim, di antaranya KH Imam Yahya Machrus (Lirboyo, Kediri), KH Munif Djazuli (Ploso, Kediri), KH Abdullah Faqih (Langitan, Tuban), dan KH Fawaid As'ad (Asembagus, Situbondo).