REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI- Pengoperasian Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway (APTB) tertunda. Feeder busway yang rencananya diperlakukan mulai Senin, ditunda. Sosialisasi dan koordinasi antar dinas terkait terus berjalan.
Hal ini dikatakan Sekertaris Daerah Bekasi, Reyendra Sukarmaji. "Hari ini kita akan rapat dengan Dinas perhubungan DKI Jakarta, Polres, dan jajaran Muspida lainnya. Hal ini untuk melancarkan dan mengkondusifkan pengoperasionalan APTB," ujarnya pada Senin (9/4).
Jawaban senada dilontarkan Kepala Dinas Perhubungan Bekasi, Supandi Budiman. "Kita akan cari format terbaik. Karena angkutan umum merupakan kebutuhan dasar masyarakat. Jangan sampai angkutan yang ada tidak sesuai standar," ujarnya.
Hasil rapat rencananya akan disosialisasikan kepada Organda. Supandi mengatakan, program ini akan terus berjalan.
Terkait permintaan Organda untuk melebihkan waktu sosialisasi, Supandi mengatakan, sebaiknya jangan terlalu lama. "Permintaan tiga sampai enam bulan mungkin terlalu lama. Lebih cepat tentu lebih baik. Masyarakat membutuhkan moda transportasi yang aman dan nyaman," kata Supandi.
Pertemuan juga akan membahas strategi sosialisasi yang baik. Hal ini untuk meyakinkan pengusaha mikrobus, operasional APTB tidak merugikan mereka.
APTB merubah trayek supaya tidak bersinggungan dengan mikrobus. Awalnya APTB dan mikrobus melewati Cakung. Namun, APTB merubah rute melewati Cawang, Cempaka Putih, jalan Perintis Kemerdekaan, dan berakhir di terminal Pulo Gadung. Harga tiket APTB lebih mahal empat ribu rupiah dibanding mikrobus. Tarif APTB adalah Rp. 9.500.