REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemkes) melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) di daerah-daerah terdampak gempa bumi yang terjadi di perairan Sinabang, Kabupaten Simeulue, Provinsi Aceh, yang berkekuatan 8,5 skala richter (SR) pada Rabu (11/4).
"Sehubungan gempa, maka saya melakukan koordinasi dan kontak di bidang kesehatan dan sejauh ini laporan dari Kepala Dinkes Aceh tidak ada kerusakan berarti," ujar Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan (Kemkes) Tjandra Yoga Aditama di Jakarta.
Gempa yang cukup besar itu juga dirasakan di beberapa daerah lain seperti Sumatera Barat maupun Kepulauan Riau namun Tjandra menyatakan sejauh ini belum ada laporan kerusakan maupun kebutuhan evakuasi korban.
"Laporan Kepala DinKes Sumbar keadaan terkendali baik, kalau ada masalah akan dikomunikasikan lebih lanjut dan dari Kepala DinKes Kepulauan Riau tidak terasa apa-apa disana," ujar Tjandra.
Selain melakukan koordinasi kepada Kepala Dinas Kesehatan setempat, Tjandra mengatakan pihak Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) juga telah diinformasikan untuk dapat siaga terhadap kemungkinan adanya gempa lanjutan maupun bencana lain yang mendampingi seperti tsunami yang pernah melanda Aceh pada tahun 2004 lalu.
Namun hingga pukul 17.00 WIB, sekitar 80 menit setelah gempa pertama, empat Kepala KKP dari daerah yang diperkirakan terkena guncangan menyatakan belum ada masalah berarti. "Laporan dari KKP Bengkulu, Medan dan Pekanbaru tidak ada masalah, tapi KKP Banda Aceh belum bisa dihubungi," ujar Tjandra.
Menurut BMKG, gempa berkekuatan 8,5 SR terjadi di Simeulue pada pukul 15.38 WIB pada 410 Km barat Sinabang, Aceh, berpusat di 93,12 derajat bujur timur dan 2,4 derajat lintang utara dan terjadi di kedalaman 10 Km di bawah permukaan laut. Gempa itu kemudian disusul oleh gempa susulan sebanyak lima kali mulai dari berkekuatan 7 SR dan menurun hingga 6,7 SR.