REPUBLIKA.CO.ID, WAYKANAN, LAMPUNG - Ketua DPRD Kabupaten Waykanan, Provinsi Lampung Marsidi Hasan menyatakan rasa geram atas jebolnya tanggul pembatas sungai Way Besay yang dibangun dengan dana APBN senilai Rp 3 miliar.
"Sebuah pekerjaan sia-sia dan tidak efisien dengan kenyataan demikian," kata Marsidi, di Negeriagung, Waykanan yang berada sekitar 220 km utara Kota Bandarlampung, Rabu (11/4).
Lebih baik, kata dia lagi, uang sejumlah itu diberikan kepada 20 Kepala Keluarga yang rumahnya berada di tepi sungai Way Besay. "Jika dibagikan untuk 20 KK berarti sekitar Rp 150 juta per KK. Jika dibagikan, mereka bisa berpindah dan membangun rumah baru yang tidak berada di tepi sungai Way Besay, itu lebih tepat," kata dia menegaskan.
Hujan deras yang turun sejak pukul 17.00 WIB sampai dengan 20.56 WIB pada Selasa (10/4), menjadi bencana kedua setelah banjir sebelumnya melanda daerah itu pada Minggu (8/4) merusak 1.497 hektare lahan di 23 kampung pada enam kecamatan daerah tersebut.
Berbeda dengan banjir pertama, banjir susulan tersebut menenggelamkan sekitar 20 rumah dan sebuah sekolah taman kanak-kanak, dan beberapa infrastruktur jalan di Kampung Negeriagung.
"Sekitar pukul 20.00 WIB, air sungai mulai meluap dan perlahan menenggelamkan rumah-rumah warga," ujar warga kampung dan Kecamatan Negeriagung, Suparno, seraya menambahkan tanggul tersebut baru saja selesai dibangun sekitar 2 bulan yang lalu.
Terkait dengan tenggelamnya 20 rumah warga di daerah itu, camat setempat, Odany, mengatakan jika pada Selasa pukul 21.00 WIB pihaknya sudah berupaya mengajak seluruh penghuni untuk segera menyingkir. "Namun warga tidak yakin jika air akan naik," kata Odany.
Meski demikan, katanya, sejumlah barang milik warga yang rumahnya terendam banjir berhasil diselamatkan, meski tidak semuanya. "Korban jiwa tidak ada. Namun untuk kerugian materiil bisa mencapai ratusan juta mengingat ada beberapa barang dagangan dan sejumlah barang elektronik yang tidak sempat diselamatkan," katanya seraya menambahkan jika komunikasi dan koordinasi dengan Dinas Kesehatan dan Bupati Waykanan Bustami Zainudin sudah dilakukan.
Banjir yang melanda Waykanan merupakan bencana tahunan bagi enam kecamatan di daerah itu, yakni, Bahuga, Buaybahuga, Bumiagung, Negeriagung, Negeribesar dan Pakuanratu. "Banjir Waykanan merupakan siklus tahunan, bukan disebabkan kecorobohan masyarakat membuang sampah di sungai," ujar dia.
Namun ketika diminta tanggapan pernyataan Marsidi Hasan yang mengatakan pembangunan tanggul pembatas sungai Way Besay ialah pekerjaan sia-sia, Odany enggan menjawab. "No coment. Hanya saja pembangunan tetap bermanfaat. Namanya bencana tidak bisa diprediksi," kata dia.
Berdasarkan informasi dari sejumlah warga setempat, debit air sungai Way Besay yang merupakan salah satu sungai besar di daerah itu meningkat 5 meter akibat banjir susulan tersebut.