REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 200 prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) siap bertugas sebagai pasukan penjaga perdamaian (Peacekeepers) di Lebanon selama setahun, mulai November 2012.
Persiapan penugasan pasukan ke Lebanon itu ditandai dengan penutupan latihan Satgas Force Headquarters Support Unit (FHQSU) Kontingen Garuda (Konga) XXVI-E1/Unifil dan Satgas Force Protection Company (FPC) Konga XXVI-E2/Unifil 2012 oleh Wakil Asisten Operasi (Waasops) Panglima TNI Laksma TNI Widodo di Daerah Latihan Pusat Misi Pemelihara Perdamaian (PMPP) TNI di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Kamis.
Sebelumnya, 150 orang Satgas FPC dan 50 orang FHQSU melakukan beberapa latihan yang dibagi dalam tiga tahap, yaitu materi pelajaran teori selama dua minggu, Drill Taktis selama satu minggu, aplikasi di lapangan selama satu minggu. Aplikasi yang dilaksanakan terdiri atas latihan jaga Main Gate, Observation Post, dan Patroli.
Asops Panglima TNI Mayjen TNI Hambali Hanafiah dalam amanatnya yang dibacakan oleh Waasops Panglima TNI Laksma TNI Widodo mengatakan bahwa dari tahun ke tahun Indonesia telah mengirimkan pasukan penjaga perdamaian ke negara lain yang merupakan wujud meningkatnya kepercayaan PBB terhadap kemampuan Indonesia, khususnya TNI dalam perannya sebagai penjaga perdamaian dunia.
"Ini merupakan suatu kebanggaan bahwa di mana pun berada, Kontingen Garuda selalu memperoleh pengakuan positif dari dunia internasional," katanya.
Tugas para prajurit TNI sebagai Peacekeeper ini, kata dia, memerlukan kerja keras, kemampuan berfikir, kerja sama, dan loyalitas, serta kesiapan fisik dan mental serta tanggung jawab yang tinggi karena menyangkut citra bangsa di mata dunia internasional.
Kontingen itu, lanjut dia, harus mampu melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya dan berprestasi yang merupakan ciri khas Kontingen Garuda sebagaimana telah ditunjukkan oleh kontingen-kontingen terdahulu dalam berbagai penugasan sebelumnya.
Asops Panglima TNI juga menekan bahwa materi latihan yang sudah diterima agar terus dikembangkan sehingga dapat diterapkan di lapangan sesuai tuntutan tugas dan situasi di daerah misi dengan lancar dan tidak ada keraguan sedikit pun.
Kemampuan Binter terbatas yang telah dimiliki setiap prajurit TNI ini agar diaplikasikan dalam rangka mendukung kelancaran tugas pokok dan tingkatkan terus kemampuan dalam menggunakan bahasa Inggris karena akan digunakan sebagai alat komunikasi utama di daerah misi.
Ia juga mengimbau prajurit yang akan bertugas di Lebanon untuk berperilaku sesuai dengan UN "Code of Conduct" karena kontingen TNI adalah duta bangsa yang akan membawa harum nama bangsa Indonesia di forum internasional.