REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Sejumlah mobil water cannon atau meriam air milik Brimob Polisi Daerah (Polda) Sulawesi Selatan dan Barat yang biasa dipakai menghalau unjuk rasa kini dikerahkan untuk membantu memadamkan kebakaran. Dari pantauan lokasi kejadian pada Jumat malam ini, sejumlah mobil pemadam kebakaran kesulitan air sehingga memaksa petugas Brimob Detasemen B Polda Sulselbar mengerahkan mobil water cannon untuk memadamkan kobaran api.
Asrama Kesdam dan Kodam TNI ikut ludes terbakar. Asrama tersebut berseberangan dengan lokasi titik api di pemukiman padat pendudukan di Jalan Baji Minasa, Kecamatan Mariso, Lorong 113 RT/RW 001.
Selain itu, puluhan anggota TNI dikerahkan untuk mensterilkan lokasi. Mereka diperbantukan untuk menghalau warga yang ingin menyaksikan langsung kebakaran itu.
Sempitnya akses menuju titik api membuat petugas pemadam kebakaran kesulitan. Petugas akhirnya terpaksa hanya menyemprotkan air dari luar termasuk mobil water cannon yang ikut membantu memadamkan kobaran api.
Beberapa wartawan yang hendak meliput kebakaran terkesan dihalang-halangi aparat Polisi Militer (PM) dari TNI. Ketegangan sempat terjadi. Namun, wartawan akhirnya memilih jalur lain untuk masuk ke lokasi kebakaran.
"Kami ingin meliput pak, kenapa dihalang-halangi. Bapak tahu tidak UU pers, kami ini buru-buru," kata salah satu wartawan harian di Makassar itu.
Saksi mata, Muzakkir, mengatakan api berasal dari rumah semi permanen seorang warga bernama Daeng Gassing (65). Pria tersebut diduga stres lantaran ditinggal mati istrinya alm Daeng Sanni. Gassing membakar rumah dan dirinya sendiri.