REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi III DPR, Ahmad Yani, menduga aksi sweeping dan serangan kelompok bermotor berbadan tegap dan berambut cepak di Jakarta beberapa hari lalu itu, adalah sikap balas dendam atas kematian rekan mereka. Aksi dilakukan, karena mereka tak percaya penegakan hukum dari polisi, sehingga melakukan penegakkan hukum jalanan.
"Nampak dari korban yang merupakan (anggota) unit-unit tertentu. Seharusnya polisi membuka itu, tidak menutup-nutupi," imbuhnya, di Jakarta, Selasa (17/4).
Yani mengaku sempat menanyakan tentang kelompok penyerangan itu ke pihak Kapolda Metro Jaya, Irjen Untung S Radjab. Namun, jawaban yang diberitakan tidak memuaskan. "Jawabannya, sedang kami dalami. Yah, itu kan jawaban klise. Seperti biasa, yah sama-sama tahu lah kita," ujarnya.
Pihaknya menduga ulah geng motor di Jakarta pada beberapa hari lalu, berpotensi menjadi pergesekan antar lembaga negara. Sebab, korban tewas diduga dari aksi geng motor itu adalah anggota TNI.
Ia meminta polisi mengusut kelompok tersebut tanpa melihat melihat latar belakangnya. "Terlebih ada pernyataan dari Panglima TNI juga bersikap atas adanya korban dari internal TNI," kata Ahmad Yani.