Rabu 18 Apr 2012 14:39 WIB

'Sudomo Bulldozer Politik Indonesia'

Sudomo
Foto: Edi Yusup/Republika
Sudomo

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Pengamat Politik dari Universitas Bengkulu Drs Lamhir Syamsinaga menilai, mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Laksamana TNI (Purn) Sudomo adalah "bulldozernya" politik di Indonesia.

Beliaulah yang mengawali kebijakan berpolitik bagi kalangan Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada era orde baru yang disalurkan melalui Golkar demi keamanan bangsa dan negara, kata Lamhir di Bengkulu, Rabu. Dengan berpulangnya Sudomo, bangsa Indonesia kenbali kehilangan "bulldozer" tangguh setelah rivalnya, Amir Mahmud, lebih dulu meninggal dunia.

Ia menilai, saat ini Indonesia kekurangan kader tangguh dalam mendukung segala kebijakan pemerintah, sehingga banyak muncul tantangan berat menghadapi era globalisasi. Pada saat era Orde baru banyak sekali kader tangguh yang mendukung kebijakan pemerintah pimpinan Soeharto termasuk cakra kembar Sudomo dan Amir Mahmud yang memberantas preman di berbagai daerah.

"Kita masih ingat tatkala mesin misterius bereaksi hampir diseluruh daerah, bergelimpangan mayat bertato tak dikenal termasuk di kawasan Pasar Minggu, Kota Bengkulu," katanya. Setelah itu masyarakat Indonesia betul-betul aman dari ancaman preman, meski ada sisa preman yang lari ke daerah perbukitan untuk membuka kebun dan ada juga yang lari ke pesantren mengamankan diri dan belajar bertobat.

"Kita betul-betul kehilangan 'bulldozer' tangguh dalam mengamankan berbagai hal di negeri ini," ujarnya.

Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Laksamana TNI (Purn) Sudomo meninggal dunia pada Rabu sekitar pukul 10.15 WIB setelah beberapa hari dirawat di Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta karena diduga mengalami perdarahan otak.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement