REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Muhammad Nuh, menemui puluhan siswa di Mapolda Metro Jaya, Jumat (20/4). Sejumlah siswa itu berada di Mapolda Metro Jaya setelah tertangkap saat hendak melakukan aksi tawuran dan membawa senjata tajam usai mengerjakan Ujian Nasional.
Muhammad Nuh mengatakan, dirinya merasa sedih dan terenyuh mendengar kabar yang menyatakan sejumlah siswa ditangkap aparat kepolisian di daerah Jakarta Barat dan Bekasi. Dia pun tergerak melakukan silaturahim ke Mapolda Metro Jaya untuk menemui puluhan siswa yang ditangkap. Menurutnya, para pelajar yang tertangkap sesungguhnya kader dan generasi bangsa yang harus diselamatkan dari jalan yang tidak benar.
"Saya yakin mereka masih bisa berubah," ucap Muhammad Nuh saat menyampaikan pengarahan kepada sejumlah siswa di Mapolda Metro Jaya.
Lebih lanjut, Nuh berharap kepada semua siswa yang tertangkap aparat kepolisian untuk segera bertobat. Mereka, ujar Nuh, masih memiliki masa depan yang cemerlang di kemudian hari. "Jadikan ini adalah yang terakhir bagi kalian," tutur Muhammad Nuh kepada seluruh siswa yang berkumpul di Balai Pertemuan Metro Jaya.
Pada kesempatan itu juga, Mendikbud memanggil tiga orang siswa beserta orang tuanya ke atas panggung untuk melakukan dialog. Di atas panggung, Muhammad Nuh tampak meminta ketiga siswa itu melihat paras wajah orang tuanya yang menangis tersedu-sedu mengetahui anaknya ditangkap.
Melihat sang ibu menangis, ketiga siswa tersebut langsung memeluk orang tua mereka masing-masing dan turut menangis dan menyesali perbuatannya. Dalam pantauan Republika, suasana haru tersebut juga dirasakan sejumlah siswa dan orang tua yang tidak dipanggil ke atas panggung.
"Saya nyesel," ucap salah seorang siswa SMK CItra Mutiara, Rony, seraya terisak.