Ahad 22 Apr 2012 00:01 WIB

Mengenal Lebih Dekat Widjajono Partowidagdo

Widjajono Partowidagdo
Foto: Widodo S. Jusuf/Antara
Widjajono Partowidagdo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia kembali kehilangan salah satu putra terbaiknya, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Widjajono Partowidagdo. Pria berambut 'gondrong' ini menghembuskan nafas terakhirnya saat melakukan kegiatan alam yang selama ini menjadi salah satu kegemaranya.

Widjajono wafat ketika menaklukkan ketinggian Gunung Tambora, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (21/4) siang.

Lelaki murah senyum itu lahir pada 16 September 1951 itu. Widjajono meninggalkan seorang istri, Ninasapti Triaswati (48) dan seorang anak perempuan Kristal Amelia (15). Widjajono diangkat menjadi Wamen sekitar enam bulan yang lalu.

Sebelum menjabat sebagai Wamen, lelaki kelahiran Magelang ini aktif mengajar di almamaternya di Institut Teknologi Bandung. Di Institut itu, Widjajono meraih gelar sarjana teknik dari Program Studi Teknik Perminyakan ITB pada 1975. Kemudian ia memperoleh gelar Master of Science (M.Sc) dalam bidang Petroleum Engineering (1980), dilanjutkan M.Sc dalam bidang Operation Research (1982), dan MA dalam bidang Economics (1986) dengan judul tesis "An Energy Economy Model for Indonesia" dari University of Southern California (USC).

Gelar Ph.D ia dapatkan dari universitas yang sama pada 1987 setelah merampungkan desertasi berjudul "An Oil and Gas Supply and Economic Model for Indonesia".

Selama berkarir di ITB, Widjajono pernah menjabat sebagai Ketua Program Pasca-Sarjana Studi Pembangunan ITB (1993-2004), Ketua Kelompok Keahlian Pemboran, Produksi dan Manajemen Migas Fakultas Ilmu Kebumian dan Teknologi Mineral (kini dipecah menjadi FTTM dan FITB) (2005-2007), dan Sekretaris Komisi Permasalahan Bangsa, Majelis Guru Besar Institut Teknologi Bandung.

Widjajono dikenal sebagai sosok pejabat yang rendah hati dan unik karena tetap berambut gondrong. Semasa hidup, almarhum dikenal akrab dengan wartawan.

Jenazah akan dimakamkan di pemakaman keluarga di San Diego Hill pada Ahad (22/4) siang.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement