Selasa 24 Apr 2012 10:42 WIB

Menteri Tifatul Gelar Edukasi Gempa di Simeulue

Menkominfo Tifatul Sembiring
Foto: Republika/Agung
Menkominfo Tifatul Sembiring

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring bersama staf Kemenkominfo, mengadakan edukasi penyelamatan diri dari gempa dan tsunami di Kabupaten Simeulue Provinsi Aceh.

Siaran pers Kementerian Kominfo yang diterima Antara di Jakarta, Selasa (24/4), menyebutkan hingga saat ini gempa masih terjadi hampir setiap hari di Simeulue, Aceh.

"Masyarakat memang butuh literasi, memahami fenomena gempa dan tsunami secara ilmiah, sehingga mereka tidak panik dan mengerti cara menyelamatkan diri," ujar Tifatul yang didampingi staf dan petugas dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB.

Pada kegiatan itu dilakukan pemutaran film berjudul "Gempa 7.0 SR", yang akan dihadiri oleh Muspida Kabupaten Simeulue serta masyarakat setempat bertempat di Pendopo Bupati, Sinabang.

Film berdurasi 27 menit produksi Kemenkominfo itu berawal dari ide Tifatul sendiri. Isi tayangan menggambarkan simulasi cara menyelamatkan diri jika gempa berskala tujuh SR, lalu langkah apa yang harus dilakukan masyarakat.

"Jadi tidak usah panik, ikuti prosedur standar, bahkan penyelamatan ke dataran tinggi pasca gempa tidak perlu berebutan. Sebab selalu ada jeda yang cukup, antara gempa dengan terjadinya tsunami," kata Tifatul.

Sebelumnya Tifatul telah meresmikan Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK) yang telah rampung 100 persen di di seluruh kecamatan, Kabupaten Simeulue.

Tifatul berpesan agar sarana internet ini dimanfaatkan untuk menimba ilmu pengetahuan, kepentingan ekonomi dan info mengenai peringatan dini (early warning system).

Menkominfo juga mengingatkan agar masyarakat Simeulue senantiasa memelihara Iman dan taqwa kepada Allah serta tawakkal menghadapi cobaan. "Hadapi realita gejala alam dan lakukan antisipasi untuk meminimalisasi korban," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement