REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Ide pembentukan pengadilan Syariah di Rusia tak mendapat persetujuan dari pimpinan komunitas muslim Rusia. "Menurut konstitusi, agama dipisahkan dari negara di Rusia," komentar Kepala Dewan Pusat Spiritual Muslim, Talgat Tajuddin, seperto dikutip onislam.net, Jum'at (27/4).
Talgat mengatakan Rusia memiliki sistem peradilan sendiri dan muslim menjalankan sistem tersebut seperti warga negara Rusia lainnya. Menurut dia apa yang dihadapi muslim Rusia telah ditangani dengan baik oleh Mufti Rusia.
Ia pun menyarankan kepada setiap muslim yang memiliki pertanyaan tentang agama, keluarga atau warisan dapat menghubungi lembaga keagamaan di sekitar mereka "Tidak seperti 30-40 tahun lalu, kini muslim dapat dengan bebas menjalankan agama mereka di Rusia, kata Talgat.
Ketua Dewan Muslim Moscow, Albir Krganov mengatakan Rusia adalah negara sekuler dan muslim terdahulu telah tahu bagaimana menyatukan sistem hukum agama dan sekuler. "Sebagai contoh, Dewan Pusat Spritual Muslim memiliki lembaga kadi, sebuah lembaga yang menjawab pertanyaan muslim tentang Islam selama lebih dari satu abad," ungkapnya
Krganov berpendapat pengadilan syariah lebih cocok untuk negara penganut teokrasi seperti Iran, Arab Saudi dan Qatar. Sementara, keberadaan pengadilan syariah di Rusia akan memicu persepsi negatif.
"Kita masih ingat bagaimana eksekusi hukuman di muka umum terjadi di Kaukasus. Faktanya, mereka sebenarnya tidak boleh melakukannya," kata dia.
Kepala Badan Kepresidenan bidang Hak Asasi Manusia (HAM), Mikhail Fedotov mengatakan ide untuk pembentukan pengadilan syariah di Rusia tidak dapat diterima. Tidak ada negara sipil dapat memiliki dua sistem pengadilan yang berbeda. Sebab, hal itu bakal merusak tata hukum yang ada.
Juru Bicara Gereja Ortodoks Rusia, Vsevold Chaplin, mengatakan muslim Rusia tidak boleh kehilangan identitasnya. Karena itu, pengadilan syariah dapat dibentuk meski berada dibawah hukum Rusia.
Sebelumnya, pengacara Cechnya, Dagir Hasavov mengutarakan ide tersebut dalam sebuah wawancara. Menurutnya, Rusia sudah selayaknya pengadilan syariah karena bukan tempat yang asing bagi Muslim. "Mungkin anda merupakan orang asing. Padahal kami berada di rumah," kata dia.
Rusia adalah rumah bagi sekitar 23 juta Muslim. Sebagian besar muslim berada di Chechnya, Ingushetia dan Dagestan. Islam adalah agama terbesar kedua Rusia yang mewakili sekitar 15 persen dari 145 juta penduduk.