Sabtu 28 Apr 2012 16:20 WIB

Aliansi Muslim-Katolik-Yahudi Inggris Tentang Pernikahan Sejenis

Larangan pernikahan sejenis (ilustrasi)
Larangan pernikahan sejenis (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pernikahan sesama jenis tidak hanya ditentang umat Muslim saja, tapi umat agama lain. Untuk itu, perwakilan Paus di Inggris mendesak para pemimpin Katolik Roma bergabung dengan rekan-rekan Muslim dan Umat Yahudi untuk menentang pernikahan gay dan lesbi.

Uskup Agung Antonio Mennini, Apostolik Nuncio menyerukan kerjasama yang lebih erat dengan agama lain untuk menekan Pemerintah Inggris terkait rencana melegalkan pernikahan sesama jenis.

Dalam pidatonya kepada para uskup Katolik dari Inggris dan Wales, Nuncio mengungkapkan pernyataan terbaru dari Paus Benediktus yang mengatakan gereja menghadapi tekanan yang mendukung pernikahan sejenis. Hal itu terkait serangkaian intervensi para pemimpin Muslim dan Yahudi pada bulan lalu setelah Menteri Kesetaraan Italia, Lynne Featherstone, mengatakan pertemuan nasional yang membahas pelegalan pernikahan sejenis di Inggris.

Seperti dinukil the Telegraph Dewan Muslim Inggris bulan lalu menyatakan menentang rencana tersebut. Para pemimpin Muslim menyebut rencana tersebut sebagai tindakan ang tidak perlu dan tak berguna. Namun, sebagaimana agama Isalam di Inggris yang tak memiliki struktur hirarkis yang sama seperti gereja-gereja Kristen, banyak dari oposisi Islam telah disuarakan melalui aliansi lokal.

Penentangan tak hanya terjadi di Inggris, tapi juga menyebar ke Skotlandia. Dewan Imam Glasgow juga setuju menandatangani resolusi bersama yang menyebut pernikahan sejenis sebagai 'serangan' terhadap iman dan keyakinan Islam yang mendasar.

Tapi, kalangan umat Yahudi terpecah terkait masalah pelegalan pernikahan sejenis. Masyarakat liberal dan sinagog reformasi justru memberikan dukungan atas rencana pelegalan pernikahan sejienis. Tapi tentangan datang dari rabbi di dalam Serikat Utama Sinagog yang menentang rencana tersebut.

sumber : the Telegraph
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement