Senin 30 Apr 2012 19:09 WIB

Muhaimin: Silakan Demo, Tapi Jangan Anarkis

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Heri Ruslan
Muhaimin Iskandar/Ilustrasi
Foto: Daan/Republika
Muhaimin Iskandar/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah meminta pekerja/buruh yang akan berunjuk rasa menyambut Hari Buruh Internasional 1 Mei untuk tertib dan tidak anarkis.

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar, mengatakan, peringatan Mayday harus terus digeser bahwa pemerintah dan pekerja/buruh adalah partner bersama. Kerjasama ini penting untuk menciptakan keadaan yang lebih baik melalui perjuangan perbaikan regulasi, meningkatkan kesejahteraan pekerja dan  produktivitas ekonomi nasional.

''Pemerintah terus berupaya  memperbaiki tingkat kesejahteraan pekerja/buruh dengan berbagai cara. Bahkan pemerintah menyiapkan sebagian dana APBN kepentingan untuk pekerja/buruh,'' ujar Muhaimin Iskandar saat membuka saresehan upah layak yang diselenggarakan Serikat Pekerja Pos Indonesia (SPPI) di Jakarta pada Senin (30/4).

Muhaimin mencontohkan salah satu upaya yang dilakukan adalah pembangunan rumah untuk pekerja diperbanyak. Dalam satu tahun ini dipersiapkan sekitar 200 unit bus untuk alat transportasi pekerja dari rumah ke lokasi kerja.

Tahun ini juga disiapkan sedikitnya 3 unit rumah sakit bagi pekerja dan memperbaiki sistem pengupahan dengan mempersiapkan regulasi sebaik mungkin. ''Semua keinginan pekerja sedang dibahas dalam forum Tripartit Nasional yang beranggotakan pemerintah, pengusaha, dan serikat pekerja/serikat buruh sebagai wakil pekerja," jelasnya.

Lebih lanjut Muhaimin mengatakan semua pihak sepakat upah buruh harus ditingkatkan sehingga mencapai batas ideal. Bahkan  Presiden SBY sudah memerintahkan untuk mengupayakan semaksimal mungkin peningkatan upah buruh seperti halnya kita tingkatkan secara bertahap gaji PNS.

''Kenaikan upah itu perjuangan bersama. Karena itu kita harus bikin iklim investasi dan industri yang kondusif. Demo-demo jangan anarkis, kalau demo anarkis bagaimana bisa memperbaiki keadaan ini,'' kata Muhaimin.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement