Selasa 01 May 2012 04:24 WIB

Kontak Senjata dengan Militer, 18 Pendukung Alqaida Tewas di Yaman

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Bentrokan-bentrokan sengit menewaskan sedikitnya 21 orang, termasuk 18 militan Alqaida, Senin, di dekat kota Loder, Yaman selatan, kata seorang pejabat setempat.

Korban-korban tewas lain adalah seorang perwira angkatan darat dan dua sukarelawan suku yang membantu militer. Sumber itu mengatakan, gerilyawan Alqaida dipaksa mundur ke arah Amiin, 12 kilometer sebelah selatan Loder.

Beberapa saksi mengatakan, pertempuran berlangsung selama beberapa jam dan pesawat-pesawat angkatan udara membom sejumlah posisi militan di daerah pegunungan sebelah tenggara Loder, dan asap tebal terlihat membubung dari daerah itu.

Sebuah tank yang dikuasai militan dan dua kendaraan dengan senapan mesin serta cadangan amunisi hancur, kata sumber-sumber lain. Alqaida menguasai Loder pada Agustus 2010 namun militer kemudian menghalau mereka dari kota itu.

Loder terletak sekitar 150 kilometer sebelah timurlaut Zinjibar, ibu kota provinsi Abyan, yang dikuasai militan pada Mei tahun lalu.

Militan berusaha menguasai lagi Loder sejak pertengahan April, dalam upaya memperkuat keberadaan mereka di provinsi Abyan yang sebagian besar telah mereka kuasai.

Sedikitnya 222 orang, termasuk 183 militan, tewas dalam waktu lima hari ketika gerilyawan Al-Qaida berusaha menguasai kota Loder.

Militan melancarkan gelombang serangan sejak mantan Presiden Ali Abdullah Saleh pada Februari menyerahkan kekuasaan kepada wakilnya, Abdrabuh Mansur Hadi, yang telah berjanji menumpas Al-Qaida.

Pada Maret, 185 prajurit tewas dalam serangan besar Al-Qaida terhadap sebuah kamp militer di dekat Zinjibar.

Sejak protes anti-pemerintah meletus di Yaman pada akhir Januari 2011, militan memanfaatkan melemahnya kekuasaan pusat dengan membangun pangkalan di sejumlah provinsi selatan.

Pasukan keamanan Yaman selama beberapa bulan memerangi kelompok orang bersenjata yang dituduh sebagai anggota Al-Qaida di Abyan, Yaman selatan, khususnya di ibu kota provinsi itu, Zinjibar, yang sebagian besar dikuasai oleh militan sejak Mei 2011.

Kekerasan menewaskan ratusan prajurit sejak militan bersenjata yang menamakan diri Ansar al-Sharia (Pengikut Sharia) menguasai sebagian besar Zinjibar, ibu kota provinsi Abyan, pada 29 Mei. Ratusan militan juga tewas dalam bentrokan-bentrokan.

Para pejabat keamanan mengatakan bahwa militan itu adalah Alqaida, namun oposisi politik menuduh pemerintah Presiden Ali Abdullah Saleh mengada-ada tentang ancaman jihad dengan tujuan menangkal tekanan Barat terhadap kekuasaannya yang telah berlangsung 33 tahun.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement