REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Institut Pertanian Bogor mendeklarasikan tanggal 27 April sebagai Hari Kebangkitan Pendidikan Pertanian Indonesia. Acara deklarasi itu dilakukan pada rangkaian 60 tahun pendidikan pertanian bersamaan dengan simposium dan seminar bertema "Mendukung Kedaulatan Pangan dan Energi yang berkelanjutan" di IPB International Convention Centre (IICC), Bogor, Jawa Barat, Selasa.
Deklarasi tersebut ditandatangani oleh Menteri Pertanian Suswono, Rektor IPB Prof Herry Suhardiyanto, Menteri Pertanian periode 80-an Prof Sjarifuddin Baharsjah dan Prof Yustika Baharsjah, Rektor Universitas Brawijaya, Rektor Universitas Jambi, 20 dekan Fakultas Pertanian seluruh Indonesia, dan ketua himpunan profesi.
Himpunan profesi itu terdiri dari Perhimpunan Agronomi Indonesia (PERAGI), Perhimpunan Hortikultura Indonesia (PERHORTI), Perhimpunan Ilmu Pemuliaan Indonesia (PERIPI), dan Himpunan Ilmu Gulma Indonesia (HIPI).
Rektor IPB Herry Suhardiyanto mengatakan, rangkaian peringatan 60 tahun itu merujuk pada peletakan batu pertama pembangunan Kampus IPB Baranangsiang oleh Ir Soekarno. Kala itu, katanya, Bung Karno berpesan bahwa persoalan pangan bagi rakyat adalah persoalan hidup atau mati. Mengacu pada hal inilah akhirnya ditetapkan tanggal 27 April sebagai Hari Kebangkitan Pendidikan Pertanian Indonesia.
"Maka dari itu saya mengajak untuk memaknai pidato itu dengan konteks Indonesia saat ini, dengan berbagai tantangan yang ada," katanya.
Ia mengatakan, bila tahun 1952 pidato Presiden Soekarno dapat menggugah pemuda-pemudi Indonesia datang berbondong-bondong ke Bogor untuk belajar dan memasuki pendikan tinggi pertanian, maka tantangan yang dihadapi sekarang adalah pembangunan pertanian yang membutuhkan inovasi baru.
"Terobosan dan gagasan tidak hanya berkutat pada sektor budi daya saja, kita perlu pendekatan baru yang mengantarkan kita kepada peningkatan produksi nasional secara nyata," katanya.