Rabu 02 May 2012 22:48 WIB

Siti Fadilah Melayat Mendiang Endang Rahayu

Alm. Menkes Endang Sedyaningsih saat berkunjung ke Harian Republika.
Foto: Aditya Pradana Putra/Republika
Alm. Menkes Endang Sedyaningsih saat berkunjung ke Harian Republika.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan menteri kesehatan, Siti Fadilah Supari melayat jenazah penerusnya, Menteri Kesehatan non-aktif, Endang Rahayu Sedyaningsih di rumah duka, Jalan Pendidikan Raya III, Blok J-55, kompleks IKIP Duren Sawit, Jakarta Timur, Rabu (2/5).

Siti yang kini menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden, tiba di rumah duka sekitar pukul 20.40 WIB. Malam itu itu menggunakan pakaian warna hitam. Siti melayat sekitar 40 menit dan keluar dari rumah duka setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meninggalkan rumah duka.

Kehadiran mantan menkes itu menarik perhatian para wartawan yang meliput di rumah duka, mengingat keduanya pernah berpolemik terkait Proyek Naval Medical Research Unit No 2 (NAMRU).

Saat diwawancarai para wartawan, Siti menilai almarhumah memiliki kinerja yang baik. Untuk itu ia berharap penerus Endang Rahayu dapat melanjutkan program-program yang telah dibuat.

"Mudah-mudahan yang meneruskan nanti akan melakukan program-program yang belum diselesaikan," kata Siti.

Ya, Siti dan Endang sempat berpolemik terkait NAMRU atau Unit Kesehatan Angkatan Laut AS yang berada di Indonesia. Proyek ini merupakan penelitian bersama terkait malaria dan penyakit akibat virus lainnya. Siti saat itu menjabat menkes pada Kabinet Indonesia Bersatu I, menentang NAMRU yang dinilai merugikan Indonesia.

Endang meninggal dunia, Rabu (2/5) siang, sekitar pukul 11.41 WIB di Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo (RSCM) Jakarta. Kesehatan Endang Rahayu memang terus menurun sejak tadi malam. Sebelumnya, pada (26/4), Endang Rahayu menyampaikan pengunduran dirinya kepada Presiden SBY yang saat itu menjenguknya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement