REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Sepasang suami istri, Emsi dengan Ibnu, yang bekerja membuat batu bata merah di sekitar kawasan Bandar Udara Fatmawati Soekarno Bengkulu menemukan ribuan peluru aktif.
"Ribuan peluru, granat, dan peluru AK 47 itu diamankan di Polsek Selebar, setelah ditemukan Senin (7/5) sore, saat menggali tanah untuk batu bata tersebut," ujar Burlian kakak Emsi dan Ibnu di Bengkulu, selasa.
Awalnya, katanya, Emsi dan Ibnu menggali tanah di lokasi usaha batu batanya di Kelurahan Bumiayu, Kecamatan Selebar, Kota Bengkulu.
Tanah yang sudah digalinya itu, katanya, saat diinjak untuk dilumatkan terasa ada benda runcing dan saat dilihatnya ternyata satu butir peluru senjata organik yang bentuk rincing. Ia kemudian melaporkan kepada kakaknya, Burlian. Setelah dilihat kakaknya itu ternyata benda tersebut peluru senjata organik. Tanah di lokasi tersebut langsung digali lagi dan ditemukan mencapai ribuan butir.
Setelah dikumpulkan lalu dimasukan ke karung plastik hingga sebanyak empat karung kecil dan langsung diserahkan ke Polsek Selebar. Lurah Sukarami Saiful mengatakan, penemuan peluruh itu tidak hanya di wilayah Bumi Ayu.
Akan tetapi, katanya, di ujung landasan bandara dalam wilayah Sukarami pernah ditemukan peluru meriam seberat 200 kilogram beberapa tahun lalu. Peluru meriam itu ditemukan dalam kolam ikan warga Sukarami saat menggali tanah untuk direhab. Benda peninggalan kolonial Belanda itu lalu diamankan.
Kepala Polres Bengkulu AKBP Joko Supraytino melalu Kepala Polsek Selebar Kompol Syafi,i Maulana membenarkan jumlah peluru tajam yang masih aktif itu 1.885 butir dan granat 86 butir. "Ribuan peluru itu sudah diamankan dan akan dimusnahkan oleh Kesatuan Barigade Mobil (Brimob) Bengkulu," katanya.