Selasa 08 May 2012 22:33 WIB

NATO Akui Warga Afghanistan Jadi Korban Serangan Udara

 Pasukan NATO di kota Kabul, Afghanistan.
Foto: Musadeq Sadeq/AP
Pasukan NATO di kota Kabul, Afghanistan.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL - Pasukan NATO di Afghanistan Selasa mengakui bertanggung jawab atas kematian keluarga sipil terdiri enam orang dalam satu serangan udara di provinsi selatan Helmand pekan lalu.

Pengakuan itu terjadi sehari setelah Presiden Hamid Karzai memanggil komandan militer NATO dan duta besar Amerika Serikat untuk memperingatkan bahwa kematian warga sipil mengancam pakta strategis yang ia tandatangani dengan Presiden AS Barack Obama pekan lalu.

"Dalam penyelidikan masalah ini kami dapat mengkonfirmasi insiden tersebut dan akan secara resmi meminta maaf dalam beberapa hari lagi kepada keluarga korban," kata seorang juru bicara Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) kepada AFP.

"Kami sangat sedih atas kematian warga sipil, dan terutama menyesalkan insiden di mana warga sipil tewas sebagai akibat tindakan ISAF," kata Letnan Kolonel Stewart Upton dari komando wilayah baratdaya ISAF.

Kantor gubernur Helmand mengatakan dalam satu pernyataan bahwa keluarga tersebut terbunuh tidak sengaja dalam serangan udara Jumat lalu, setelah pos pemeriksaan ISAF diserang oleh gerilyawan di Kabupaten Sangin.

"Sayangnya, enam anggota keluarga itu termasuk dua anak laki-laki, tiga anak perempuan dan seorang wanita tewas akibat insiden tersebut," kata pernyataan itu.

Pasukan ISAF telah meminta maaf dan berjanji untuk membantu para anggota lainnya dari keluarga tersebut, kata Gubernur Mohammad Gulab Mangal.

Presiden Karzai mengatakan kepada komandan ISAF Jenderal John Allen dan Dubes AS Ryan Crocker, bahwa jika kehidupan rakyat Afghanistan tidak dilindungi maka Perjanjian Kemitraan Strategis akan "kehilangan maknanya", kata pernyataan kantor gubernur.

Perjanjian itu mencakup hubungan antara kedua negara saat pasukan pimpinan NATO yang membantu pemerintah Karzai memerangi pemberontakan gerilyawan Taliban menarik diri pada tahun 2014.

Puluhan warga sipil tewas dalam pemboman NATO di empat provinsi dalam beberapa hari terakhir, kata pernyataan itu.

Allen mengatakan setelah pertemuan itu bahwa ia menerima tanggung jawab pribadi atas insiden di mana warga sipil tewas dan menyatakan belasungkawa kepada keluarga korban, kata seorang juru bicara ISAF.

"Ia mengatakan ia sepenuhnya akan menyelidiki insiden itu dan melaporkan kembali kepada Presiden Karzai," kata juru bicara itu. Kami tidak memiliki semua fakta saat ini."

Jumlah warga sipil yang tewas dalam perang Afghanistan terus meningkat setiap tahun selama lima tahun terakhir, mencapai rekor 3.021 pada tahun 2011 - yang sebagian besar disebabkan oleh gerilyawan - menurut statistik PBB.

sumber : Antara/AFP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement