REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Seorang wartawati LKBN ANTARA, Fransiska Ninditya selamat dari tragedi pesawat Sukhoi Superjet 100 yang hilang kontak di Gunung Salak pada hari Rabu (9/5) karena mendapatkan tugas lain.
Awalnya, Fransiska mengaku mendapatkan undangan untuk meliput pesawat Sukhoi yang hilang tersebut pada hari Selasa (8/5), namun karena ada tugas liputan lain di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) maka dia batal ikut.
Fransiska mengaku masih terkejut dirinya mengetahui pesawat yang seharusnya ditumpanginya itu dilaporkan hilang kontak dengan menara lalu lintas bandara pada pukul 14.50 wib.
"Peristiwa ini merupakan peringatan bahwa saya masih disayang Tuhan," ujar Fransiska di Jakarta, Kamis (10/5).
Fransiska menjelaskan bahwa pada hari Selasa, ia seharusnya tiba di landasan udara Halim Perdanakusuma, Jakarta pada pukul 13.00 WIB untuk ikut naik pesawat tersebut. Namun karena ia harus meliput di LIPI pada pukul 15.00 maka ia mengurungkan niatnya.
"Biasanya kalau ada liputan tentang pesawat atau kapal baru, saya selalu penasaran, tapi entah kenapa kemarin (Selasa 9/5) kok malah malas dan lebih memilih untuk pergi ke LIPI," ujar Fransiska.
Fransiska juga mengaku kaget ketika mengetahui pesawat yang seharusnya ia tumpangi hilang kontak di daerah Gunung Salak, Jawa Barat dari kakaknya yang menghubungi melalui telepon seluler.
"Saya kaget ketika mengetahui pesawat itu hilang kontak, terlebih lagi ada Mbak Femi dari Bloomberg yang ikut di sana," tambah Siska.