Advertisement
In Picture: Materi Kontroversi Anti-Islam di Pelatihan Militer AS
Kamis 10 May 2012 22:25 WIB
Red: Ajeng Ritzki Pitakasari

Presentasi Letkol Matthew A. Dooley di Kampus Militer As berjudul Model Desain Operasi Kontra-Jihad, menyerukan langkah kekerasan dalam perang melawan Islam
(Foto:Wired/Danger Room)
(Foto:Wired/Danger Room)

Slide kedua dari presentasi Dooley, mengolok gagasan Muslim moderat.
(Foto:Wired/Danger Room)
(Foto:Wired/Danger Room)

Dalam materinya berjudul --Usual Responses From the Enemy When Presenting the Truth--, John Guandolo menyatakan Muslim menyembah dominasi atas dunia.
(Foto:Wired/Danger Room)
(Foto:Wired/Danger Room)

Karikatur dengan stereotip buruk Muslim dalam presentasi Shireen Burki yang disampaikan saat kuliah di Kampus Militer, berjudul Jihad: Definisi dan Operasinya.
(Foto:Wired/Danger Room)
(Foto:Wired/Danger Room)

Materi utama John Guandolo berjudul--Understanding Shariahs Role in The War--(Memahami Peran Syariah dalam Perang) disebarkan untuk pegangan para mahasiswa di Kampus Militer AS.
(Foto:Wired/Danger Room)
(Foto:Wired/Danger Room)

Presentasi Stephen Coughlin yang disampaikan di Kampus Militer AS.
(Foto:Wired/Danger Room)
(Foto:Wired/Danger Room)

Slide lain dalam peresentasi Stephen Coughlin, mengolok-olok orang yang tidak sependapat dan tidak memandang Islam seperti dirinya.
(Foto:Wired/Danger Room)
(Foto:Wired/Danger Room)

Saran aksi menurut John Guandolo kepada anggota militer, apa yang harus mereka lakukan melawan musuh versinya.
(Foto:Wired/Danger Room)
(Foto:Wired/Danger Room)
Sumber : Wired/Danger Room
BERITA TERKAIT
BERITA LAINNYA
Populer
-
Bantah Hama Telah Dikuasai Pemberontak, Ini Penjelasan Menteri Pertahanan Suriah
-
Iran akan Dukung Suriah dengan Segenap Kekuatan dan Apapun yang Dibutkan Suriah
-
Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol Minta Maaf Atas Pernyataan Darurat Militer
-
Isi Pidato Presiden Korsel Soal Darurat Militer: Minta Maaf dan Janji tak akan Mengulangi
-
Delegasi Hamas Bahas Gencatan Senjata Permanen di Gaza dengan Utusan Khusus Rusia