REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Cuaca di Gunung Salak, Senin (14/5) pagi mulai berkabut namun proses evakuasi korban Sukhoi Superjet 100 melalui udara masih berjalan dan belum terganggu. Dari pantauan di Lapangan Pasir Pogor, Cijeruk, Bogor, kabut mulai menutupi gunung tersebut sejak sekitar pukul 10.00 WIB, setelah sebelumnya cuaca sempat cerah meski sejak Ahad (13/5) malam kawasan tersebut diguyur hujan.
Sampai berita ini diturunkan, kabut pekat masih memayungi sebagian gunung tersebut. Sementara itu, Search Mission Coordinator (SMC) evakuasi Sukhoi Superjet 100, Ketut Parwa, menyatakan proses evakuasi melalui jalur udara belum terganggu meski cuaca berkabut. "Tentunya kalau berkabut terus menerus, kita akan menggunakan jalur darat," katanya.
Hal senada dikatakan Ketua Tim Evakusi yang juga Danrem 061 Badak Putih, Kolonel Inf AM Putranto, yang mengakui bahwa kondisi cuaca kurang baik. "Namun upaya proses evakuasi tetap dilakukan," katanya. Jalur darat yang dijadikan alternatif, jika kondisi cuaca terus buruk, yakni menggunakan jalur Cimelati dan Curug Nangka yang berada di kaki gunung tersebut.
Sampai sekarang, tercatat sudah 25 kantong yang berisi korban musibah tersebut yang dievakuasi ke Bandara Halim Perdanakusumah dari Lapangan Pasir Pogor, Bogor.
Sebelumnya, tujuh orang tim panjat tebing dari Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI), Senin mulai dikirimkan ke lokasi jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di bawah Puncak 1 Gunung Salak, Bogor. Ketujuh orang anggota tim panjat itu untuk memperkuat tim evakuasi yang sudah ada di lokasi, kata Ketut Parwa.