REPUBLIKA.CO.ID, CIJERUK -- Proses evakuasi jasad korban pesawat Sukhoi Super Jet 100 di Puncak Salak rencananya dihentikan pada hari ini. Tetapi ketua Tim SAR Rusia, Mikhael Chupalenkov, menyatakan telah menerjunkan 10 personel untuk operasi lanjutan untuk mencari keberadaan Flight Data Recorder (FDR), instrumen pelengkap Black Box, yang hingga kini belum ditemukan oleh Tim SAR gabungan.
"Tim lengkap dengan alat yang khusus digunakan untuk bekerja di gunung," kata dia, Jumat (18/5) pagi.
Mikhael menambahkan target dari operasi ini adalah mencari FDR yang belum juga berhasil ditemukan hingga hari ke sepuluh proses evakuasi. Komandan Tim SAR gabungan, Kol. Inf. Anto Mukti Putranto, sebelumnya mengatakan proses evakuasi jasad korban pesawat sipil buatan Rusia tersebut akan dihentikan pada Jumat (18/5).
Putranto mengatakan tim SAR Rusia diturunkan ke lokasi jatuhnya pesawat melalui jalur udara. Tim Rusia tetap dikawal oleh personel Korp Pasukan Khusus (Kopassus), Paskhas, serta Marinir. "Tetap dilakukan pengawalan dari SAR gabungan," terang Putranto yang juga Komandan Resimen Militer 061/ Surya Kencana tersebut.
Putranto menjelaskan keputusan tim SAR Rusia untuk kembali melakukan evakuasi telah mendapat izin dari Kepala Basarnas. "Terkait penggunaan alat dan helikopter juga telah disetujui," kata Putranto.