REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pembina Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Seto Mulyadi, menegaskan, konser Lady Gaga bukan tontonan anak-anak. Pasalnya, anak-anak dapat dengan mudah meniru perilaku Lady Gaga yang selalu tampil seronok dan cenderung mencerminkan sosok pemberontak.
"Intinya ini bukan tontonan untuk anak 18 tahun ke bawah. Sebaiknya tidak usah dulu," ujar Kak Seto saat dihubungi Republika, Jumat (25/5).
Karenanya, Kak Seto, demikian Seto Mulyadi biasa disapa, mengkritik keras promotor konser penyanyi asal Amerika Serikat itu, Big Daddy, yang memberikan kemudahan bagi para pelajar untuk membeli tiket dengan cara dicicil. Menurutnya, hal tersebut dapat membuat anak-anak mudah menjangkau tiket konser yang seharusnya diperuntukkan bagi orang dewasa.
Hal itu jelas buruk bagi anak-anak. Sebab, menurut Kak Seto, orang dewasa dapat mencerna hiburan apa pun karena sudah memiliki filter yang didapatkan dari pengalaman. Sehingga, hiburan apa pun akan dianggap hanya sebagai hiburan, tapi tidak untuk anak-anak. Sebab, anak-anak merupakan peniru terbaik di dunia, sehingga semua karakter Lady Gaga yang ada di panggung bisa dengan mudah diserap anak dan diprediksi bakal menirunya.
Meski demikian, Kak Seto mengharapkan orangtua bisa memberi pengertian kepada anak-anaknya mengapa Lady Gaga tidak laik menjadi tontonan anak-anak. "Bukan sekadar melarang," tegasnya.
Menurutnya, orang tua dapat mendiskusikan kepada anaknya seperti gaya Lady Gaga yang tidak sesuai dengan kultur Indonesia. Pun memberi alternatif kepada anak hiburan yang lebih tepat untuk dikonsumsi ketimbang menonton Lady Gaga.