REPUBLIKA.CO.ID,BANYUWANGI - Penyeberangan di Pelabuhan Ketapang (Banyuwangi, Jawa Timur) - Gilimanuk (Jembrana, Bali) ditutup selama lima jam sejak Jumat (25/5) pukul 21.30 WIB hingga Sabtu pukul 02.45 WIB. Penutupan dilakukan akibat ombak yang relatif cukup tinggi.
Kepala Cabang PT Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP) Ketapang, Supriyanto, mengatakan bahwa ombak atau gelombang laut di Selat Bali mencapai 3,5 meter. Ombak setinggi itu ditambah kecepatan angin mencapai 40 knots, ujarnya, berbahaya untuk pelayaran.
"Ombak cukup tinggi pada Jumat (25/5) malam sehingga kami minta seluruh pelayaran ditunda karena cuaca tidak mendukung dan membahayakan keselamatan para penumpang," tuturnya.
Menurut dia, penutupan jalur penyeberangan dari Pulau Jawa menuju ke Pulau Bali atau sebaliknya sesuai dengan prosedur yang ada.
Keputusan itu dilakukan demi keselamatan para penumpang karena cuaca buruk di Selat Bali. "Jalur penyeberangan baru dibuka kembali pada saat cuaca kembali normal pada dini hari tadi sekitar pukul 02.45 WIB," katanya.
Akibat penutupan jalur penyeberangan tersebut selama lima jam lebih sempat terjadi antrean panjang sejauh 6 kilometer yang didominasi kendaraan besar, seperti truk dan bus di Pelabuhan Ketapang.
"Tadi malam, antreannya sampai Depo Pertamina dan Desa Bulusan. Namun, sampai saat ini kepadatan kendaraan sudah terurai dan antrean hanya 1 kilometer dari pintu masuk Pelabuhan Ketapang," paparnya.
Untuk mengurangi antrean, lanjut dia, kapal yang dioperasikan sekitar 29 kapal, baik kapal untuk mengangkut penumpang maupun kapal barang.
Supriyanto mengimbau para nakhoda kapal dan operator pelayaran untuk tetap waspada karena cuaca buruk masih berpotensi terjadi di Selat Bali meskipun saat ini cuaca sudah kembali normal.
Sementara salah seorang penumpang dari Pelabuhan Gilimanuk-Ketapang, Husna, mengatakan bahwa ribuan penumpang terlantar di Pelabuhan Gilimanuk sejak Jumat (25/5) pukul 23.00 WIB hingga Sabtu dini hari.
"Saya baru bisa menyeberang ke Pelabuhan Ketapang di Banyuwangi sekitar pukul 06.00 WIB dengan menggunakan perahu pasir dan arus penyeberangan kembali lancar," tuturnya